Minggu, 17 Mei 2009

Nasi Jamblang

Pukul 8:55 kereta tiba di Cirebon, acara pertama foto bersama di depan stasiun. Naik kendaraan sepanjang seratus meter lalu turun untuk foto bersama lagi di samping lokomotif tua. Banci foto bukanlah hobi tapi diduga penyakit kronis akibat virus narsis. Yang difoto sebetulnya hanya spanduk, kami sekedar menemani.

Kendaraan yang kami tumpangi sebuah bis dan dua buah kijang, tujuan pertama Mang Dul tempatnya nasi jamblang, harus datang pagi-pagi karena menjelang tengah hari biasanya tinggal gigit jari.

Jangan bingung, jangan heran! Kalau melihat suasana Mang Dul, beberapa bangku panjang bersandaran dipenuhi manusia di dalam ruangan ruko lantai satu, seperti menunggu panggilan dokter layaknya. Tidak ada meja makan, lah warung makan kok nggak pakai meja? Sebagai penggantinya bangku panjang tanpa sandaran untuk meletakan minuman dan dan tempat emping. Sambil makan piring harus dipegang dengan tangan, masa sih dipegang pakai kaki!.

Mengetahui rombongan kami datang yang selesai makan meninggalkan tempat, seolah shift-shiftan.

3 orang berseragam kaos Mang Dul berdiri disamping meja tempat baskom makanan. Pinggan plastik diberi alas 2 helai daun jati alias jamblang. Nasi terbungkus daun jamblang yang dikepal dengan tangan dibuka, satu, dua diletakkan di atas piring, “Satu aja!”, Kalimat itu cukup membuat satu kepalan nasi itu berpindah ke pinggan lainnya. Sendok makan diberikan di atas pinggan baru diserahkan piring plastik itu kepadaku. Tugasnya belum selesai, sesendok sambal cabe merah dituangkan ke pinggan oleh si pelayan.

Satu persatu isi baskom aku tanyakan, maklum bentuknya tidak biasa, bulatan kecil sebesar kelereng ternyata perkedel kentang, 3 potong goreng tepung yang ditusuk sate adalah udang, 3 potong kecil yang disatukan tusukan sate yang kecil pula rupanya kentang, bulat-bulat kecil hitam di atas pincuk kecil daun pisang tak tahunya kerang.
Rasa kenyang akibat aneka panganan di kereta menahanku untuk tidak mencoba semuanya, hanya dalam tanda kutip (“hanya”) udang goreng, tempe goreng tepung, kerang, usus ayam, dan pepes udang.

Tri Utami at 08:35 on 23 May
yg g ikut....nyesellllllll banget deh.....
Chairul Firmansyah at 17:00 on 26 May
Wen ojo dipikir, sikaat ae... Diet ning buri!!
Weny Dyah Sitoresmi at 17:11 on 26 May
hehehe....saking hebohnya aku jadi bingung sendiri mau milih lauk yang mana. Finally......keabisan cumi deh, tinggal kuahnya doang hiks...hiks....
Tri Utami at 00:49 on 27 May
makanya jangan kelamaan mikir....sikat aja.....yg lain urusan belakangan...he he he.............


Rosana mengambil tempat di sampingku “Men, bantuin gue, nasinya kebanyakan, gue masih kenyang”.
“Lagian elo ngambil 2”
“Gue nggak tau, abis semua orang dikasih 2”
“Ya udah, separo aja tapi”
“Motongnya make sendok gue nggak apa-apa? Belum dipake kok!”

Akibat perpindahan separuh kepalan nasi membuat lauk menjadi tidak seimbang. Udeng yang masih belum mendapat tempat duduk kumintai tolong. “Udeng, tolong abilin cumi dong!”
“Abisssssssssssssssss”, paduan suara kompak Udeng, Octy, Wati dan Jimbo.
“Kalau gitu tahu lo buat gue, elo ngambil lagi”

Setelah bertambah kenyang bagusnya membuat penilaian. Nasinya gurih, udang goreng, tempe goreng, usus ayam, emping rasanya enak. Sedangkan kerang, pepes udang, sambal dan semur tahu maaf ya kalau aku harus bilang …………….uenaaakkk banget.

Satu persatu melapor kepada pelayan yang memegang kalkulator. Kusebutkan yang kumakan, sang pelayan memandang ragu, rasanya curiga ada yang belum kusebutkan. “Sambal?”, lah sambal dihitung juga!. Tertera 15.400 termasuk teh botol di selembar kertas kecil. Pokoknya semua serba kecil.

Kuserahkan lembaran tadi ke tukang catut. Setelah kita punya pengemis dan tukang beca untuk urusan reuni, kini kita punya tukang tagih dan tukang catut.

Liza Soenar Windarti at 14:20 on 17 May
Nasi Jamblang Mang Dul Cirebon...Tri kok sampe merem melek minum teh botol nyaaaa... Daun jatinya hmmm ati2 gundul tuh pohonnyaaaaa....
Tri Utami at 00:31 on 19 May
he he he....lagi merasakan nikmatnya nasi jamblang nih Liz.....mantap banget....

Tidak ada komentar: