Minggu, 17 Mei 2009

Iwan Fals dan Nongbar

Iwan Fals senang sekali berfoto dengan gadis SMA di jamannya yang kini sudah menjadi emak-emak. Ingat Iwan Fals ingat lagu Umar Bakri yang bisa menghadirkan kenangan terhadap bapak Sachroni yang doyan gowes sepeda ke sekolah, kebiasaan sang guru ketika lama tinggal di Jerman.

Bercanda dengan Iwan Fals sangat menyenangkan tutur temanku, pekerja seni tempo dulu yang bisa disetarakan dengan Afgan di jaman ini atau mungkin lebih dari itu. Sayangnya Iwan Fals tidak bisa bergabung dengan acara kami berikutnya Nongbar sembari menunggu kereta.

Diah Krisdianti wrote
at 11:43 on 18 May 2009
Nah ini buat rombongan yang ngga ikutan ke Gua..... lumayan foto sama Iwan False.
Ahmad Himawan wrote
at 13:12 on 18 May 2009
Iwan False....ngewakilii ogut he2x.
Ya Ampun, itu Ratih yang dulu kecil mungil, sekarang udah 2X lipat ?!


Di dalam bis aku sampaikan kepada teman-teman bahwa mulai dari sini seandainya ada pengeluaran harus saweran atau bayar sendiri-sendiri, mereka memaklumi bahkan kalau si Terminator (Arnold Schwarzenegger) ikut niscaya dia berkata “No problema”.

Tenda CSB tujuan nongkrong bareng kami, pujasera terbuka yang baru selesai dibangun. Jangan mengharapkan pelayanan prima, pramusajinya masih dikatagorikan trainee sehingga banyak pesanan yang tertukar.

Ery Supriyadi (Indonesia) wrote
at 06:29 on 18 May 2009
Sukses ya buat Wisata Smandel 81 ke Cirebon. Setelah lihat foto-fotonya ternyata.... luar biasa....28 tahun yang lalu lulus dari Smandel ...dan perubahan itu nampak..jelas.
Chairul Firmansyah wrote
at 07:50 on 18 May 2009
Perubahan nampak jelas, makin muda kan pa Ery ...??, he he he..
Ery Supriyadi (Indonesia) wrote
at 05:57 on 19 May 2009
Subhanallah... Kang Chairul kelihatan makin berisi...berbobot.. nampak jelas....nampak kita memang perlu banyak tafakur..tasyakur atas nikmat perjalanan selama 28 tahun...
Chairul Firmansyah wrote
at 06:20 on 19 May 2009
Amiin, Insya Allah....


Pesanan yang dominan adalah mendoan dan mie ayam, ketika kunikmati mendoan orderan Heppy kurasakan kelezatan, pantas saja Pipin dan Octy membeli untuk dibawa pulang. Kubilang enak bukan karena lapar, bagaimana mau lapar dari setadi makan melulu.

Bak wanita hamil yang tengah mengidam aku menikmati es kelapa muda yang dibandrol 7.000 dan air mineral botol 600 ml berharga 3.000 rupiah yang sebagian kusisakan untuk bekal di kereta.

“Yuk kita pulang, sudah setengah enam” ajak Liza, mungkin jam tangan Liza mereknya lebih cepat lebih baik, karena jam tanganku masih menunjukan pukul 5:20.

Sesampainya di dalam bis masih ada 2 orang yang belum masuk, Pipin dan Octy, mudah sekali menduganya, “Lagi nungguin mendoan” kata teman-teman.

Mencari tempat pedagang mendoan tidaklah sulit karena dari kejauhan kulihat dua wanita berpakaian putih dan bercelana jeans, dress-code kami.

Bicara mengenai dress-code ada juga yang bertanya, “Jeansnya yang masih ada warnanya atau yang udah belel?.
“Biar nggak bingung pakai aja blue jeans yang warnanya biru”

Tidak ada komentar: