Senin, 21 Maret 2011

Gede Banget!

[D] Dewasa

“Gue studi tur ke Bandung, nginepnya di barak tentara, satu kamar tuh isinya ranjang berjejer, banyaaaaak ........ banget, udah gitu kamar mandinya nggak pake sekat, mandinya bareng-bareng jadi bisa main lihat-lihatan. Yang paling gede temen kita *** (sengaja namanya disamarkan), busyet deh gede banget!”, begitulah Kybo bercerita nostalgia saat studi tur angkatan kami ke Bandung. Aku tidak merasakan karena aku lebih memilih studi tur ke Jogjakarta.

Jujur aja aku ingin sekali mendengarkan cerita tadi lebih mendetil makanya aku yang semula berdiri agak jauh menjalan mendekat ke arah Kybo. Kamu penasaran juga nggak?.
Added 20 March ·  · 


    • Prabowo Irianto Waduh tuh makanan banyak juga yah.....kaya Arisan aja
      Monday at 08:36 · 

    • Ratih Puspawati asyik makan mpek2 yang khusus dibawa oleh Luki lang sung dari palembang... uenaaakk deh, terima kasih ya Luki...
      23 hours ago · 

    • Luckman Djaya Kreshna Sama-sama, Ratih...
      23 hours ago · 

Beruntung aku hadir di Cibubur dalam acara reuni Laskar Mariana, namanya yang diambil dari wali kelas kami 3 IPA 4, ibu Mariana, yang terkenal galak dan jutek sehingga aku bisa sharing cerita ini buat kamu.

Aku datang bukan karena iming-iming empek-empek yang dibawa langsung oleh Penyok dari Palembang, bukan karena aneka kue dan buah dari Wenny, Winy dan Liza, bukan juga karena sate kambing muda bang Dul yang yahut itu, tetapi karena ingin bercanda tawa dengan kelas yang bisa bikin ngiri kelas lain. Mumpung aku yang punya blog jadi suka-suka aku mau nulis apa, nggak deng kelas yang lain juga hebat kok.

Aku datang dijemput Bowo di Giant – Bekasi Barat, kalau yang ini bisa bikin kesel Didut yang menyetir mobil sendiri dan pakai acara nyasar ke arah Kampung Rambutan.
“Wo, kok elo jemput Chormen yang rumahnya lebih jauh. Gue kan tetangga elo!”
“Gue nggak tahu!”, Prabowo membela-diri.
Added 20 March ·  · 

Seperti temu kangen pada umumnya, kawan-kawan ngebela-belain datang termasuk Adit yang terbirit-birit bersama keluarganya kembali dari Cimahi. Pembicaran mulai dari super-moon yang terjadi semalam sampai emergency lamp dan warna kaos untuk acara Bansos Rumah Baca dan wish cool Serang - Banten. “Jangan dilihat dari harganya”, pesan penyumbang, tapi ....... dilihat dari warnanya yang hijau menyalah bob. Ayo, siap-siap kita serbu Serang!.
Added 20 March ·  · 

Sekarang aku sudah berada di dekat Kybo, ternyata ada 2 wanita yang tidak bisa menahan rasa penasaran untuk mengetahui siapa sih yang paling gede tadi?. Untuk menjaga reputasi sebaiknya nama mereka tidak aku sebutkan.
“Kybo, nanti kalau reuni kasih tahu ya orangnya yang mana?”, kata wanita pertama.
“Iya Bo, elo ngedipin mata aja deh, paling nggak gue tahu siapa orangnya”, tutur wanita kedua.
Kybopun menjawab, “Ehmm ..........., maksud gue yang gede tuh badannya, orangnya gemuk banget sih soalnya!”.
“Ooooooooo ..... kirain!”.

Minggu, 20 Maret 2011

Pelacur Teladan

Sebelum pukul 3 sore aku mulai meninggalkan rumah menuju TK Asri di kawasan Halim untuk memenuhi undangan pengajian Smandel 87. Baru ada 4 orang ketika aku sampai, pak ustad Subhan dan 3 wanita yang semuanya berjilbab, bisa jadi merupakan dress code kaum hawa kali ini.

Pengajian belum dimulai, masih menunggu penumpang yang belum datang, kesempatan ini aku gunakan untuk berdiskusi dengan pak ustad yang akan membahas topik akhlak yang mulia. Masya Allah, pak ustad yang berpenampilan sederhana  ternyata sungguh memiliki akhlak yang luar biasa, bayangkan di rumahnya beliau memelihara 22 anak terlantar yang diberikan sandang, pangan, papan dan pendidikan dengan biaya Rp 50 juta per-bulan.

Setelah penumpang cukup banyak barulah pengajian dimulai, inti ceramah aku tuliskan dalam bahasa yang sederhana yaitu Yang Maha Pencipta menerima taubat dan maaf selama kita mengesakan DIA.

Dikisahkan seorang pembunuh yang telah menghilangkan nyawa 99 orang bertanya kepada seseorang, sebut saja namanya Fulan, apakah Allah masih memberikan maafNYA walau dia telah membunuh 99 orang?. Fulan menjawab, “Nggak mungkin, dosa ente udah kebanyakan!”. Fulan serta merta dibunuh, genap sudah 100 orang yang tewas.

Pembunuh melanjutkan perjalanannya dan bertemu seseorang serta bertanya apakah dia diterima taubatnya setelah membunuh 100 orang?. Jawaban yang diterima sungguh menyejukan bahwa, “Allah Maha Pemaaf”.

Setelah memperoleh petunjuk tempat belajar agama pembunuh melanjutkan perjalanan namun dia meninggal dalam perjalanan. Dua malaikat penjaga binggung, sang pembunuh dicatat sebagai ahli surga atau neraka, sudah bertaubat tetapi belum melakukan sedikitpun kebaikan. Malaikat diperintahkan untuk mengukur jarak tempat pembunuh tewas, lebih dekat dengan tempat bertaubat atau maksiat. Ternyata lebih dekat ke tempat bertaubat sehingga pembunuh dicatat sebagai ahli surga, Alhamdulillah.

Lain lagi cerita tentang pelacur yang bertaubat, baru saja memberi minum anjing yang kehausan dengan terompahnya si pelacur meninggal dan dicatat sebagai penghuni surga, walaupun memberi minum anjing adalah satu-satunya kebaikan setelah si pelacur bertaubat.

Sudah tentu kita semua ingin masuk surga termasuk Nung Harahap ’87 yang bertanya kepada ustad Subhan, “Pak ustad, kalau begitu apakah kita yang perempuan harus jadi pelacur dulu biar masuk surga?”.


Kalau aku yang jadi ustad aku akan bilang, "Ya nggak lah!, kalian harus rajin beribadah agar masuk surga, setelah masuk surga baru deh jadi pelacur"







  • Ustad waktu itu namanya Subhan 
  • April 21, 2011 9:46 PM

    Untung nanyanya ke ust Subhan, bukan ke ust Chormen, hehehe. Pesan dari cerita di atas adalah betapa rahman dan rahimnya Allah kepada hamba-Nya, sehingga tidak ada alasan kita berputus asa untuk mendapat ampunan-Nya. Kalau berniat tobat, lakukan aja, gak usah mikirin dosa yang seabreg. Dan segerakan, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal datang. Malaikat Izrail bisa menjemput sebelum kita sempat memberi minum anjing yang kehausan, hehehe. Gitu kan ust Chormen?

    salam,
    Nung'87

Minggu, 06 Maret 2011

Baksos Bersama Tante Desi

Jati Sampurno '82

Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi menambah sederetan panjang Expa meninggalkan tapaknya, dan bukan tujuan akhir aktifiatas Bakti Sosial Expa-Smandel. Disini kawan-kawan Expa mengobati tidak kurang dari 200 pasien dan mengkhitan 50 anak.

Perjalanan kami menuju lokasi Baksos tidaklah mudah. Berangkat dari kediaman bang Acing ’76 di Cibubur sekitar pukul 22 malam dengan harapan jalan sudah sepi. Selepas pintu keluar Tol Bogor kemacetan panjang tidak terelakkan lagi. Pukul 24 kami masih terjebak di sekitar perempatan Ciawi, midnigh on the road menjadi acara tambahan. Baru 02:30 dini hari kami berhasil mencapai lokasi.

Jam 7 pagi waktu desa Ginanjar, masyarakat mulai menyemuti Balai Desa tempat Baksos diadakan. Setelah acara sambutan dari pihak TNGGP, Kepala Desa dan tokoh masyarakat setempat, acarapun dimulai.

Anak Puapala turut berpartisipasi dalam kegiatan ini loh, kenapa aku sebut anak karena mereka seumuran dengan anak kami. Mereka senang banget seolah Baksos Expa menjadi tempat pelampiasan mereka setelah kegiatan Puapala dibekukan oleh Kepala Sekolah, berita yang ini kamu baca di koran dan internet deh!

Kegiatan Baksos berkaitan dengan hari jadi Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango yang jatuh pada tanggal 6 Maret 2011 dengan tema Perjalanan Taman Nasional Gunung Gede - Pangrango ke-31 untuk Kehidupan Masa Depan. Setiap tahun Expa menjadi bagian tak terpisahkan dalam memperingati ulang tahun TNGGP tercinta ini, pengurus Taman Nasional seolah sudah kepincut dengan ketulusan Expa berbakti sosial. Sementara kawan-kawan Expa kepincut dengan kemolekan gadis desa yang alami, back to nature, begitu alasan mereka.

Awalnya banyak sekali yang ingin berpartisipasi karena tim medis dipimpin oleh dokter Desi, mereka mundur teratur setelah mengetahui bahwa tante Desi ternyata lelaki juga. Si dokter bernama lengkap Desy Januarrifianto.