Weny Dyah Sitoresmi '81
Setelah kunjungan ke nasi
jamblang, pasar pagi, keraton kasepuhan dan empal gentongnya bu Darma
rombongan menuju sentra batik di desa Trusmi.
Berhubung
aku termasuk dalam rombongan pertama yang akan kembali ke Jakarta
dengan Cirex jam 15.00 dengan alasan takut pulang terlalu malam, jujur
aku sempet ‘ketar-ketir’ alias was-was kalau-kalau aku nggak akan sempat
mengunjungi Trusmi. Memang aku sudah sering ke Cirebon tapi belum
pernah sekalipun mengunjungi Trusmi. Kesempatan wisata kuliner kali ini
benar-benar ingin kumanfaatkan untuk bisa melihat batik Trusmi itu
seperti apa sich?.
Tiba di empal gentong bu Darma kalau
nggak salah sudah jam 12.30an….. yang ada dalam pikiranku : “sampai
nggak ya aku ke Trusmi????”. Begitu empal gentong datang tanpa
ba…bi…bu…lagi langsung cepat-cepat kusikat abis…hmmmm yummy….beruntung
temen-temen yang lain juga nggak berlama-lama menyantap empal gentong
masing-masing, jadi setelah berfoto ria (teteuppp…ngga pernah dilewatkan
sesi yang satu ini) akhirnya kami semua ke Trusmi pergi.
Finally, Trusmi here we come……,sampai
juga. Kami masuk ke salah satu toko batik yang denger-dengernya sih
punya kualitas produk dan motif batik paling bagus. Rasanya baru saja
menginjakan kaki ke toko itu dan baru saja memegang blus batik,
tiba-tiba ada suara yang menggelegar…, "Jam tigaaaaa………", haaaa….. masak
sih udah jam 3???? Aduh…Didut ngagetin aja nich…… pegang sana…pegang
sini…pilih sana…pilih sini….. nggak ada kain batik/kemeja/blus yang sreg
di hati…. Aduh gimana nih…kok udah nyampe Trusmi ngga ada yang bisa
dibeli buat kenang-kenangan???
Lagi-lagi….."Jam
tigaaaaa……" yang bunyinya bagai peluit kereta, duh tambah stress deh……
Didut mengingatkan kalau waktu udah semakin mepet buat mengejar kereta
jam 3. Akhirnya aku jatuh hati pada sepotong kain…..tapi karena masih
ada keragu-raguan, aku letakkan lagi kain itu ditumpukannya yang
dikelilingi oleh ibu-ibu yang kalap lihat kain yang bagus-bagus.
Masih
mencoba mendapatkan batik yang terbaik, tiba-tiba suara itu terdengar
lagi….."Jam tigaaaaa…..". Akhirnya daripada nggak bawa apa-apa dari
Trusmi aku putuskan untuk mengambil kain yang tadi... lho…kok nggak ada
ditumpukannya???? Ternyata…. kain itu berada ditangan Hendra….. tapiii
dengan kebaikan hati beliau akhirnya aku bisa membawa pulang sang kain
(million thanks ya Ndra, GBU).
Sebelum
suara yang memekakan telinga terdengar lagi (Jam tigaaa….), buru-buru
deh rombongan kami (Manca, Aku, Evi, Dyah dan Lina) keluar dari toko
batik dan meninggalkan desa Trusmi sekaligus meninggalkan teman-teman
yang masih sibuk berburu batik menuju stasiun….. Sayonara…..sampai
ketemu lagi diperjalanan reuni wisata yang lain. I love you all……
especially for Didut yang sudah mengingatkan kita supaya nggak
ketinggalan kereta he…he…he…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar