Minggu, 27 Mei 2012

Ngumpulin Nyawa


Selesai pertunjukan sendratari Ramayana kami menuju bis untuk kembali ke pusat kota. Bis kami tidak sendiri, dia ditemani banyak bis pariwisata sederajat, pertanda masih banyak orang yang menghargai budaya tradisional, bagus deh!.

Rencana lek-lek-an berjamaah di alun-alun selatan dibatalkan karena sebagian besar dari kami kelelahan dan mengantuk berat.
“Ngantuk pak?”, tanyaku berbasa-basi kepada pak Ugi ketika turun dari bis menuju hotel Whiz, hotel berbintang 2.
“Ngantuk sih nggak”, jawab pak Ugi, dari mata beliau yang merah aku berani bilang bahwa beliau berbohong kecil, beliau pasti mengantuk. Pakem guru nggak boleh kalah dari muridnya dipegang teguh.


Aku diantar Aria menuju kamar 322 karena dia harus membawa kartu eletronik pembuka pintu kamar, dia mau lek-lek-an di alun-alun. Setelah di kamar aku masukan SIM A milikku ke  sensor pengaktif sistem kelistrikan, lampu menyalah. Dompetku kini semakin tipis, aku sengaja tidak membawa KTP dan hanya 1 kartu kredit menemani karena memang cuma satu credit card yang aku pakai secara aktif.

Bada shalat wajib aku naik ke tempat tidur single masih berbatik dan celana jeans setelah mengatur pendingin udara di posisi 22 derajat Celcius, masa bodo ah pergi tidur nggak ganti baju mumpung jauh dari istri. Aku yakin dan berani bertaruh Aria akan melakukan hal yang sama, kan kami Apadelaers, selalu kompak dari dulu, percaya deh dia pasti tidur berbatik dan celana jeans.

Walaupun aku tidur membelakangi, bagun-bangun aku tahu Aria sudah hadir di tempat tidur sebelah dari suara dengkurnya. Tak berapa lama kumandang subuh terdengar, kini suara azan berpadu dengan dengkur Aria, harmonis banget!.

Setelah nyawa sedikit terkumpul aku bershalat fajar dan subuh, nggak lama Aria mengeliat.
“Aria, udah subuh!”.
“Emang udah jam berapa?”, dia langsung bangkit dari tempat tidur, shalat dan mandi. Aku heran cepat banget Aria ngumpulin nyawanya, sementara aku kembali berselimut tidur-tiduran memberi kesempatan nyawaku ngumpul.

Tadi kan aku bilang berani bertaruh kalau Aria tidur berbatik dan celana jeans, kalau taruhannya jadi aku yang menang soalnya Aria terbukti tidur berbatik dan celana jeans, kan kami Apadelaers yang kompak selalu.

Aku yakin dan berani bertaruh kalau tadi aku tidur bersepatu dan memakai helm, Aria pasti tidur bersepatu dan berhelm, ya kan Aria?.

Tidak ada komentar: