Minggu, 29 Mei 2011

Pecak Bandeng



Peresmian Taman Bacaan Masyarakat sederhana saja, ditandai dengan pengguntingan pita oleh seorang pejabat Pemda Banten yang mewakili Gubernur Banten. Semoga masyarakat Serang bisa bersenang-senang.

Katanya kita pecinta lingkungan makanya nggak acih kalau nggak ada penanaman pohon. Agak berbeda dengan di SMA 8 yang ditanam 8 pohon langkah, di sini yang ditanam 10 pohon, bukan berarti yang menanam anak SMA 10 loh.

Dari sini acara beralih ke sebuah saung yang berjarak nggak lebih dari 100 meter, kira-kira satu slepetan dari lokasi Taman Bacaan Masyarakat, berhubung teriknya minta ampun, banyak yang menempuh jarak sedekat itu dengan memakai payung. Aku sendiri nebeng mobil Gaus, “Men, ikut nggak?”.
“Nggak deh, jaraknya deket banget. Tapi …… gue ikut elo aja deh, nggak tahan ... panas banget”.

Sebuah pernyataan yang nggak konsisten, pertama bilang nggak deh, akhirnya bilang ikut. Waktu aku bilang, “Nggak deh”, aku melihat beberapa kawanku asyik bapoto di tengah perjalanan, ketika aku mau ke sana, eh, acara bapotonya sudah selesai, makanya aku beralih naik mobil. Dasar!.

Ternyata nggak hanya kami, yang lainpun banyak yang naik mobil, bahkan ada juga yang nunut bis.

Saungnya sederhana banget, tanpa dinding dan berlantaikan tanah, atapnya dari untaian daun kelapa. Di kiri dan kanan dipasang panggung untuk tempat kami makan sambil lesehan. Panggungnya sendiri dibagi beberapa sekat. Sekat itu yang membuat kami terpecah-belah. Aku menempati lesehan terbesar di bagian kiri yang menurutku ditempati kawan-kawan yang makanya sedikit, ternyata dugaanku salah besar.

Nasinya pulen banget mungkin hasil panenan persawahan di sekitarnya, lalapannya segar, sayur asemnya sudah dingin, tahu tempe gurih, sambalnya pedes banget pas buat cocolan bandeng bakar, enak banget!. Daging bandengnya padat mungkin karena si bandeng rajin fitness.

Eneng bangga banget dengan bandeng Serang, hasil produksi tanah airnya, dia bilang bahwa bandeng Serang nggak bau tanah. Memang bener sih bandengnya nggak bau tanah, tetapi aku curiga di Serang justru tanahnya yang bau bandeng.

Tidak ada komentar: