Sabtu, 28 Mei 2011

Kutub Utara

Satu per satu menaiki bis, aku memulainya dengan kaki kanan seolah mengikuti anjuran agama, kalau menuju tempat yang baik  sebaiknya dimulai dengan kaki kanan, padahal aku teringat anjuran kenek jaman sekolah dulu, turun kaki kiri, naik kaki kanan.

Kursi deretan depan sudah terisi dua-dua, begitu seterusnya sampai bagian tengah, ada 2 kursi kosong di bagian kanan kalau kita naik dari depan, satu di samping Titi, satu lagi di samping Iriana.
“Na, gue duduk sini ya?”.
“Elo kalo mau di dalam”, maksudnya dekat jendela.
“Gue yang di gang deh!”.
Lagi rebutan tempat duduk di gang, Titi ikut bicara, “Men, di sini kosong, kamu di sini aja!”, sambil menepuk kursi kosong di sampingnya, posisinya di gang.
Pucuk dicinta ulam tiba. Kalau kamu lelaki mungkin hati kecil kamu bicara, “Enakan di samping Titi”, bagiku tidak hanya hati kecil, hati besar juga bilang, “Enakan di samping Titi”.

Bis mulai berjalan, berjalan perlahan seolah memberi kesempatan kawan-kawan mengedarkan camilan. Melihat begitu banyak makanan, aku berani bertaruh sampai kembali ke Jakarta sang makanan nggak bakalan habis.
“Taruhan yuk! Nggak usah banyak-banyak cukup cepek-cepek aja!”

Jarak masih tersisa separuh perjalanan menuju Serang ketika bu Mod angkat bicara,”Ada sms dari Eneng, siapa yang mau pesen es jeruk atau kelapa muda untuk makan siang?”. Mayoritas memilih kelapa muda, minuman favoritku menang.

Saat di dekatku pak Ketupat, Ketua Panitia Tetap 30 tahun Smandel 81, bilang, “Men, nanti di Serang elo bantuin Eneng dong untuk photo session. Kasihan dia baru balik semalem, jadi nggak sempet ngatur-ngatur”.
Lama banget harus menunggu sampai di Serang, di sini aja di dalam bis. Nggak sulit mengatur angkatanku kalau urusan potret-potretan. Tapi kok aku jadi di bagian belakang, nggak sesuai pakem, malah yang bagian belakang banget nggak kebagian.

Sebelumnya pak Ketupat mengutarakan, “Men, elo bisa bikinin cerita kan kalau kita ke Serang?”.
“Sekarang udah ada tarifnya”.
“Elo sebut aja, nanti kita bicarakan”.
Jujur omong aku cuma bercanda, tapi kalau dianggap serius nggak apa-apa juga!.

Perjalanan kami ke barat menuju Serang, melengkapi perjalan sebelumnya ke timur, Cirebon, ke selatan Bogor dua kali dan Bandung, yang belum pernah ke utara.
“Kalau gitu kita tahun depan ke kutub utara dong?”.
“Ya, nggak sejauh itu! Paling-paling mentoknya di Tebet Utara”

Tidak ada komentar: