Sabtu, 13 Oktober 2012

Kutukan Erlina


Bosen nggak sih kalau sekelas terus dari SD sampai SMA?. Hal ini aku alami bersama Erlina. Waktu SD aku sekelas dengannya dari kelas 4 sampai lulus, aku pindahan dari sekolah lain dengan alasan kepindahan biar pergi dan pulang nggak  menyeberangi jalan Matraman Raya.

Di SMP sekelas lagi dari kelas 1 sampai lulus. Di Smandel di kelas 1-1, setelah itu untungnya nggak sekelas lagi, kalau nggak bosen banget ya?.


Sekarang Erlina sudah memakai jilbab sehingga nggak bisa memamerkan rambutnya yang selalu disisir rapih pakai di-blow segala. Begitu takut rambutnya acak-acakan dia kalau dipanggil nggak bakalan mau nenggok tetapi badannya ikut berputar supaya rambutnya yang rapih nggak berantakan.

Orangnya bawel banget, saking dekatnya dia bercandanya terkadang sampai kelewatan, aku malah lebih kelewatan lagi. Kalau ngomong suka nyelekit, nyebelin banget!. Pernah karena begitu sebelnya sehingga terlontar dari mulutku.
“Erlina, gue nggak bakalan mau punya pacar orang Jawa! Gue berani sumpah gue nggak bakalan pacaran sama orang Jawa”.
“Nah ya!. Gue sumpahin lo dapet pacar orang Jawa, sekalian gue sumpahin istri elo juga orang Jawa”.
“Kayaknya nggak mungkin deh gue pacaran sama orang Jawa, orang Jawa nyebelin kayak elo gitu!”.

Namanya bercanda, aku melupakan apa yang aku ucapkan begitu aja.
Tanpa terasa waktupun segera berlalu, 10 Juli 1990, aku mengucapkan ijab kabul pernikahan dengan Inka Lestari, sekarang kami sudah mempunyai anak 2 orang.

Terkadang aku suka melamun mengingat masa lalu, tiba-tiba aku teringat canda tempo dulu. Ha!, jangan-jangan aku kawin sama Inka yang asli Jawa walau nggak bisa bahasa Jawa ini gara-gara kutukan Erlina.


Percaya nggak prcaya sih!. Aku coba runut ke belakang, bener nggak sih ini kutukannya, tetapi kalaupun benar nggak apa-apa juga.

Pacarku yang pertama bapaknya orang Jawa, ibunya orang Sunda. Bisa dibilang orang Jawa kan?,  walau cuma separuh. Bener juga nih kutukan Erlina berlaku. Kebetulan kali.


Tapi ada nih yang bukan orang Jawa, bapak bukan Jawa ibunya juga bukan orang Jawa, tetapi lahir dan dibesarkan di Jawa. Berlaku nggak ya?.

 Mungkin kamu bilang, “Kutukan Erlina nggak manjur, buktinya aku pernah nggak pacaran sama orang Jawa”.
Tapi kamu jangan salah sangkah, menurutku sih karena kutukan Erlina. Memang benar secara keturunan nggak ada jawa-jawanya, tetapi kalau diajak ngomong baru ketahuan Jawa-nya, soalnya suaranya medok banget.



Erlinawati Arief,
He he he ......
Rasanya dah ga ada memori yg trsisa.
Jd ga ada koreksi.

Oke deh.
Slamat beristirahat.
Wassalam.i

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Waduh............ternyata yang di Bontang orang Magetan enggak dihitung ya?