Senin, 08 Oktober 2012

Golok Pak Midon Bisa Bicara


Aku hampiri Ichan yang sedang berkumpul dengan angkatannya 77, Atutu, untuk mendapatkan cerita lebih terinci mengenai kenakalan remaja kala itu walaupun cerita yang aku maksud sebetulnya sudah aku peroleh 4 tahun lalu, pikir-pikir perlu juga memasukan unsur liar Smandelers dalam blogku.

Aku musti meminta konfirmasi pelaku utamanya, Octo, yang sempat aku temui juga di Smandel Go Green Music Festival, kebetulan Ichan sudah berpindah posisi di sebelahnya. Rasanya Octo sudah tahu rencanaku untuk memasukan cerita nakal tadi ke dalam blog.
 “Octo, ada fitnah nih tentang elo”.
“Bukan fitnah Men, itu cerita semuanya bener, tapi jangan elo masukin ke blog elo”.
Kamu pasti kecewa mendengarnya, tapi kekecewaan kamu terobati karena Octo akhirnya mengizinkan untuk dimuat.

Ichan berdiri berkacamata hitam, Octo berkaos hitam

Kisah ini terjadi di kelas 2 PP 4, dulu belum ada IPA istilahnya PasPal, potongannya sih kelas yang paling badung di angkatan 77, ketua kelasnya Ichan. Saat itu mereka sedang belajar matematika yang dibimbing oleh guru nyentrik pak Midon yang doyan menerangkan sambil menulis di papan tulis.

“Chan, ambilin pengapus dong!”, Octo meminta Ichan mengambilkan penghapus papan tulis.
“Untuk apaan To”.
“Gue ada perlu nih!”.
Ichan lantas mengambil penghapus di depan kelas untuk diberikan kepada Octo. Tanpa membuang waktu Octo melempar penghapus itu dengan sekuat tenaga ke papan tulis tempat pak Midon menulis.
“Gedubrak!!!”, kenceng banget.

Pak Midon mengemasi buku dan catatan beliau segera meninggalkan kelas 2 PP 4 untuk tidak mengajar kelas ini untuk seterusnya. Murid yang lain pasti uring-uringan dong!. Kejadian tadi mungkin karena Octo dendam dan amarah yang dipengaruhi setan. Nggak sportif ah!, tiap apa-apa setan terus yang jadi kambing hitam. 

Kalau sudah begini jagoannya pasti turun tangan, bu Hilma, Kepala Sekolah legendaris Smandel. Bu Hilma akan melikuidasi kelas 2 PP 4 dengan memindahkan murid-muridnya ke kelas lain seandainya sang pelaku tidak mengaku. Mau nggak mau Octo tunjuk tangan, daripada kelas tercinta dilikuidasi bu Hilma.


Bisa jadi karena dipaksa mengaku kekesalan Octo memuncak, pada suatu kesempatan diirisnya salah satu ban motor pak Midon sehingga terpaksa pak Midon harus membeli ban baru. Untung pak Midon tidak mengusut siapa pelaku yang terlibat langsung maupun tak langsung dan meminta bu Hilma untuk mengeluarkan yang terlibat. Kalau itu dilakukan bisa-bisa kita tidak sempat melihat pak Oher si penjaga sekolah legendaris, soalnya pisau untuk mengiris ban dipinjam Octo dari pak Oher.

Namun pak Midon tidak tinggal diam, untuk memberikan efek jerah beliau memasukan golok ke dalam tas saat mengajar, yang terkadang pangkal golok sengaja disembulkan sedikit.
“Macam-macam lagi! Biar golok yang bicara!”, kira-kira itulah bahasa matematika yang ingin disampaikan pak Midon.



Rizalie Chan,
..udah bozzz, hahahaha...., persis sama dengan jalan ceritanya, gimana kalau kita tingkatkan jadi cerpen juragan,,wkwkwk..
...karena setelah pak Midon keluar kelas, anak-anak singkong di kelas 2PP4 ketawa semuanya, bahkan ada yang ngelanjutin pacaran di kelas bro...hehehe...
...bahkan ada yang nyanyi-nyanyi dan nulis di papan ngikutin gaya sang guru tadi...wkwkwk...
...siap komandan, usulan kalau bisa buat kompilasi cerita lucu masa-masa di SMA yang dialami setiap angkatan bro, pasti menarik deh...

Sosehu Sonny ,
kalau cerita pengalaman selama diajar pak Midon gak bakalan selesai 7 hari 7 malem ..... kesian yg bacanya ..... hahahahaha
Men ente ade salah tulis dikit ..... kite belon kenal ama jurusan IPA tapi masih PasPal atawa PP, so 2PP4 gitu loh

Tidak ada komentar: