Minggu, 11 Maret 2012

Sepandai-Pandainya Tupai Melompat


Cerita purba kala masih merebak, seru juga mendengarnya apalagi sambil menyeruput minuman coklat hangat di Ngopi Doeloe, tempat nongrongnya jiwa muda di Bandung.

Minuman yang aku pilih pas banget dengan udara Bandung yang semakin sore semakin dingin, sakin asyiknya nggak terasa mataharipun tenggelam.


Aku sudah berganti baju dengan kemeja lengan panjang berwarna hijau cilong yang baru aku beli di salah satu FO, label harganya juga baru aku copot. Sesuai dengan dress code kali ini, pakaian warna cerah, cocok banget dengan suasana hati Apadelaers yang tanpa henti tertawa, bahkan cerita sedihpun disambut dengan tawa. Dasar 2 IPA 8!.

Aku lebih suka memilih tupai yang pandai melompat dibandingkan dengan bajing untuk cerita kali ini, soalnya kalau bajing diberi akhiran –an menjadi bajingan, kalau tupai jadinya tupaian, walau aku sendiri nggak tahu artinya apa?.

Untuk memudahkan mencerna kisah ini, aku pinjam foto sekolah bikinan angkatan 85 yang aku comot tanpa izin dari grup FB. Nah, kelasku di bagian kiri foto di deretan kelas yang menghadap ke belakang. Kelasku berseberangan dengan gedung untuk laboratorium di bagian bawah dan aula di bagian atasnya. 


Aula tempat yang biasa kita pakai untuk olah raga senam dan shalat Jumat kalau hari Jumat. Itu mah nggak usah dikasih tahu, semua orang juga paham shalat Jumat yang hari Jumat!.

Sekarang giliran 2 IPA 8 mendapatkan jatah pelajaran olah raga, senam lantai di aula. Perempuan pada mengganti pakaian dimana ya? Aku lupa, abis nggak pernah ngintip sih!. Pejantan pada ganti pakaian di kelas. Semua sudah keluar kelas untuk menuju aula, kecuali tupai Apadela, Azwardi, Budi, Bajaj dan pengikutnya.
“Elo pada nggak ke aula?”, aku merasa heran mereka masih asyik ngobrol di kelas.
“Elo duluan aja, entar juga nyampenya duluan kita!”, jawab salah orang dari mereka.

Apadelaers
Aku keluar kelas, menuruni tangga, ke taman belakang, naik tangga, sampailah di aula. Busyet deh! Ternyata kunyuk-kunyuk tadi, eh tupai-tupai sudah sampai di aula. Kok bisa ya? Perasaan pak Sachroni si wali kelas nggak pernah ngajarin ilmu sihir deh!.

Selesai senam, kami berganti pakaian, aku ditahan para tupai tadi, “Men, di sini aja dulu, biarin aja mereka duluan, entar juga nyampenya duluan kita! Katanya elo pingin tahu gimana caranya biar nyampe duluan”. Setelah sepi barulah mereka beraksi, satu persatu mereka melompat dari aula ke balkon gedung. Alamak mereka lompat dari gedung ke gedung. Di zaman sekarang lompat-lompatan tadi menjadi olah raga ekstrim, Parkour namanya.
“Men, sekarang giliran elo!, ayo katanya elo laki-laki! Katanya elo anak Apadela!”.


Daripada pulang harus memakai rok dan dicoret dari Apadela, akupun melompat dan …….. nyaris jatuh, mereka malah tertawa, “Jangan gitu! Elo abis lompat langsung pegang ini. Jangan takut-takut, jatoh juga ke bawah. Lain kali elo lompatnya yang tenang !”.
“WHAAATTTT ….!!!!, LAIN KALIIIIIII …..!!!”. Sekali aja aku rasanya udah mau mampus.

Nah, pribahasa kan berbunyi sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sekarang kamu pada berdoa deh, kalaupun ada tupai yang jatuh, paling nggak lukanya nggak parah!.

Menurut cerita mereka Iwan si ketua kelas jatuh dari lantai 2 saat nonton class meeting. Aku nggak menelan mentah-mentah cerita itu, masa sih Iwan bego banget sampai jatuh 2 kali dari lantai 2. Makanya aku konfirmasi lewat milis dan jawabannya adalah …...

Itu fitnah Men, pepatah bilang "jangan terperosok pada lubang yang sama" jadi gw ngk pernah jatuh dari lantai yang sama he he he kecuali dari motor, iye 2 kali.




Varienny eny@jsi.co.id via yahoogroups.com 
11:06 AM (11 hours ago)


Membaca tulisan bapak satu ini, senang banget, ingatan jadi ikutan ke masa SMA dulu (boleh kan ikutan baca..he..he..he..)… sampai kadang ketawa sendiri, ikutan terharu… , apalagi kalau kisah guru-guru dulu… wah…. nggak tahu deh ..rasanya jadi ikut kebawa ke masa lampau ..he..he..he..  padahal aku kan cuma ade kelas yaaa…. kalau lihat foto2nya nggak ngenalin deh teman2nya beliau ini, kecuali itu ada aku lihat foto Heppy Indrayati… nah itu boss di kantorku tuch….   
 

Tidak ada komentar: