Minggu, 11 Maret 2012

Hantu Gunung


Kalau aku memberi judul Hantu Gunung bukan berarti aku mengubah jati diriku menjadi paranormal, bukan!. Tapi aku mau bilang apa ya? Baca aja sendiri deh.

Aku bersama kawanku Apadela, 2 IPA 8 dan 1 IPA 8, memang dulunya suka naik gunung, bahkan ada yang bilang tempat berkumpulnya atlet naik gunung Smandel. Nah, kalau ini memang banyak yang bilang, nggak percaya? Nih aku kasih tahu, Hendra Gayus bilang, “ ...nah kalo atlet naek gunung kite semua ngakuain deh APADELA kagak ade duenye...
Catatan Pipin, 1980

Sekarang aku mau cerita tentang salah satu pendakian kami yang jumlahnya nggak terhitung walau yang didaki gunungnya itu-itu juga, soalnya si gunung nggak mau pindah-pindah sih!.

Seperti biasa sebelum nanjak kami berkumpul dulu di Cibodas, di warung Nenek Komeng atau Bu Janda, tergantung perjanjiannya waktu di sekolah.

Kali ini giliran warung Bu Janda kami santroni buat makan malam dan ngopi terakhir, di situ banyak pendaki gunung lain. Hantu Gunung menjadi topik pembicaraan karena mungkin anak gunung udah pada bosan membicarakan gunung. Konon orang bilang gunung tempatnya jin buang anak, cerita tentang hantu jadi semakin seru aja.

Kejadiannya di salah satu warung yang kebetulan bukan langganan Apadelaers. Suatu malam datang anak gunung mampir makan di sana, setelah itu menghilang begitu aja. Pastinya bukan karena niat nembak alias nggak bayar orang itu menghilang. 


Esok hari si anak gunung tadi mampir di warung yang sama terlihat kelelahan karena baru pulang turun gunung. Ternyata si anak gunung semalam kemping di atas dan tidur nyenyak yang pakai ngorok segala. Jadi selama tertidur wajahnya dipinjem Hantu Gunung untuk mampir ke warung.

Aku mendengar cerita itu dengan khusyuk, jadi mendengar namanya aja sudah bergidik apalagi bertemu, hiiiiii sereeeeeem !. Sekarang giliran kami yang mendaki gunung. Sepanjang perjalanan yang diceritain dari hantu ke hantu termasuk si Hantu Gunung, semacam uji nyali aja jadinya.

Kebiasaan kami kalau kencing di gunung selalu bilang, “Permisi …”, soalnya takut ngencingin hantu, masalahnya kalau yang kencing kesurupan karena hantunya marah kan berabe, apalagi kalau si hantu balas ngencingin.

Singkatnya kami tiba di Kandang Batu untuk mencari tempat tidur masing-masing di batu-batu besar. Aku mendapat batu yang besar dan rata, mantap!.

Apadelaers di Kandang Batu

Aku mulai mencoba untuk tidur sementara yang lain sibuk foto-fotoan, ternyata dulu aku nggak terlalu narsis!. Sekarang mataku tinggal 5 watt …, tinggal 4 watt …., 3 …, 2 …, 1 … asyik sebentar lagi bisa tidur. Eh, tiba-tiba ada yang bilang, “Men, jangan tidur! Nanti muka elo dipinjem Hantu Gunung loh!”.

Sejak itu aku nggak bakalan bisa tidur karena sebentar-sebentar aku meraba wajahku, takut wajahku polos gara-gara mukaku dipinjem Hantu Gunung!.

Agus Andika Wisnu likes this.
Willem Teddy Usmany likes this.
'ning' Rahayuningsih thanks for sharing mas! ceita2nya selalu menarik...
Iriana Wihardja Baru kali ini ada cerita hantu takut sama hantu hahahahahaha 

Tidak ada komentar: