Sabtu, 10 Maret 2012

Arti Sebuah Nama

Kisah nilai ujian Nursyamsi Kurnia '81 dinego wali kelas

Walaupun sudah lebih 30 tahun berpisah suasana gila Apadela, 2 IPA 8, masih tersisa di kepala, makanya Andrina mengadakan acara Temu Jidat Apadela: Kongkow Bandung. Waktu Andrina bertanya, “Pesertanya disuruh bayar berapa?”.
Aku jawab aja, “Gratis”.
“Nggak ah!, harus bayar!”.
“Ya udah, bayar gocap”.

Rio menepati janjinya datang ke Gedung YTKI sebelum kami berangkat, penampilannya masih necis seperti 30 tahun lalu, zaman di SMA baju seragamnya nggak pernah keluar dari celana, sebentar-bentar dirapikan. Dia memakai topi dan nggak pernah dilepas sampai kami berangkat, Ady si anak mama berkomentar, “Jangan-jangan udah botak”.

Bersama Nursyasi, Rio, Willem, Budi, Uun dan Tatik

Nursyamsi datang dengan membawa payung besar warna-warni dan ransel berisi jas hujan, “Kata panitia disuruh bawa payung dan jas ujan, ya aku bawalah!”, dan dia satu-satunya peserta yang membawa perlengkapan itu, panitianya aja nggak.

Bis baru masuk gigi 1, suasana gila dimulai, buka-buka rahasia, ketika Syamsi membaca daftar nama dan alamat 2 IPA 8, dia bilang, “Men, kalau Syamsi itu nama aku kelas 3, waktu kelas 1 dan 2 namaku Nursyamsi, di ijazah namaku juga Nursyamsi”.
“Kok, elo ganti-ganti nama.???”.


Nursyamsi mulai bercerita. Kalau dia sering bilang lupa, harap maklum aja ingatannya nggak jauh. Coba bayangkan kelas berapa aja dia lupa, wali kelasnya siapa dia lupa, pacarnya di SMA aja dia lupa, malahan dia pernah bertanya, “Men, dulu yang aku pacarin siapa ya?”. Kelewatan!. Jangan-jangan dia bukan anak SMA 8.


Saat di kelas 3, dia sekelas dengan Sugiarto Jaya, orang paling pinter di angkatan 81. Nah, dengan menggunakan nama Syamsi Kurnia, daftar hadir Nursyamsi persis di bawah nama Sugiarto. Otomatis waktu ujian dia berdekatan dengan Sugiarto.
“Logika aku dari dulu juga udah jalan!”, Nursyamsi melanjutkan.
Kamipun tertawa melihat gaya bicaranya yang lucu.

Keberuntungan berpihak kepadanya, saat ujian akhir posisi bangku Nursyamsi persis di belakang Sugiarto, mantap!.


    • Willem Teddy Usmany Ayo Apadela kita naik2 kepuncak gunung.
      Msh kuat sprti 30 th lalu. Hehehe....!!
Seminggu setelah ujian berakhir dia dipanggil wali kelas, karena hasil ujiannya sangat mencengangkan, nilainya fantastis.
“Syamsi melihat hasil ujian, kamu punya 2 pilihan”, kata wali kelas, “Ujian kamu diulang atau nilai ujian kamu dikurangi 2 semuanya”.

Dijatuhi 2 pilihan seperti itu Nursyamsi tetap bersikap tenang, jawaban kepada wali kelas enteng aja, “Jangan dong pak ujiannya diulang, kalau nilai di ijazah bapak atur-atur aja deh!, yang penting saya lulus”.

Komentar Himawan:
Men, waktu nilai ujian diumumkan Syamsi masih tetep tersenyum puas walau masing-masing pelajaran udah dikurangin 2, masalahnya masih rata-rata 8, masih dapet profit 30% ... He he he lumayan.

Tidak ada komentar: