Sabtu, 28 Desember 2013

Vila Mewah

Acara Temu Jidad Apadela Garut dibatasi hanya untuk 36 peserta berhubung kendaraaan yang digunakan cuma berupa bis kecil 29 penumpang dan mobil untuk 7 orang, disamping kapasitas vila yang menjadi pertimbangan.


Peserta yang mau ikutan selain dari kelas 2 IPA 8, Apadela, semakin lama semakin banyak sudah sama dengan nomor sepatuku, 42, berhubung tempatnya terbatas hanya 3 orang yang beruntung, Uni, Marlina, dan Wati.

Biaya yang dipatok bisa dibilang murah banget, per-orang cuma 200 ribu all in. Dari transportasi, sarapan di bis dan makan siang di rumah Tatik ditambah goody bag dari nyonya rumah berupa rengginang, kripik kentang, ladu dan lainnya yang seabrek rasanya sudah balik modal, berikutnya tinggal ambil untungnya doang.

Himawan, "Modus oprandinya Chormen mudah ditebak, pura-pura minum padahal pengen ikut difoto, terus ikut nimbrung wah biasa ......."

Tujuan selanjutnya Vila Mewah, kenapa kami namakan Vila Mewah nanti deh aku kasih tahu. Eksterior dan interior vila didominasi dengan bahan kayu, terkesan agak old fashion, namun suasana hangat di dalam vila terasa banget. Di atas meja pantry sudah teronggok 3 buah tampah bambu berdiameter 60 cm, dua buah diantaranya berisi rebusan, jagung, ubi, pisang, kacang tanah yang masih hangat, sedang satu tampah lagi berisi aneka kue basah. Busyet deh, bagaimana mengabisinya? Banyak beeng!.

Willem Teddy Usmani, "Tetep musti ada Chormen". Himawan, "Pantes merasa paling ganteng terus ....."

Di atas kompor dengan api sedang bercokollah panci ala tukang bajigur, isinya bajigur dengan kolang kaling. Aku coba sedikit. Sedikit menurut ukuranku satu gelas plastik diminum habis lantas diisi penuh lagi. Enak banget sih, rugi kalau cuma sedikit betulan, soalnya rasanya pas banget, hangat-hangat gimana gitu!.
"Asyik banget lo ya!, bikinin gua dong!", Ady tergoda.
Uun ikutan, "Men, gue dibikin dong! Masa cuma istri elu aja yang dibikin masakan!, gue baca status lu di FB, bikin opor, bikin nasi goreng, bikin kare buat istri lu, buat gue bajigur aja deh!".
Jawabanku dalam hati, "Uun nggak usah ngomong begitu juga aku bikinin kok".

Makanan terkonsentrasi di pantry, selain yang aku sebut tadi masih ada somay ayam dan udang, bakso dan bakwan Malang, sate daging dan ayam dengan lontong yang masih ketinggalan di rumah Tatik, dan buah-buah sudah pasti.
Dengan niat baik aku coba semua makanan itu terlebih dahulu, daripada kawan-kawan keracunan ya kan?.


Posisi vila kami di kawasan Rancabango nggak di pinggir jalan tetapi harus masuk ke jalan kecil yang menjorok ke tengah sawah, makanya kami hanya menggunakan mini bus untuk perjalanan kali ini. Suasananya enak banget, entahlah 10 atau 20 tahun ke depan aku yakin suasananya tidak senyaman ini, bakalan banyak bangunan mengikutinya, pertanda ke arah itu sudah terbaca.

Sekarang sih masih enak, masih suasana pedesaan, depan belakang sawah, kiri kanan sawah, bener-bener vila mewah alias mepet sawah.

Tidak ada komentar: