Sabtu, 28 Desember 2013

Jatuh Bangun

Nggak terasa magribpun datang, mumpung masih insyaf, berbondonglah lanang-lanang ke salah satu dari 3 mesjid terdekat. Nggak lama Azwardi datang bersama rombongan sirkusnya, istri, anak dan menantu. Mereka mampir sebelum menuju Jogja.


Selepas makan malam kelompok terbentuk dengan sendirinya, emak-emak sibuk berdendang dangdut dengan iringan orgen tunggal, remaja dengan remaja, sementara bandot-bandot ngebanyol di teras belakang bernostalgia dengan cerita remaja tempo dulu.

Sesekali Azwardi dan Ady menengok ke belakang melalui jendela khawatir tutur cerita mereka didengar Andrina dan Ati, cerita yang belum saatnya mereka dengar. Ceritanya banyak banget kalau aku tulis bisa-bisa tebalnya seperti Student Book yang beratnya hampir satu kilo sendiri. Benar-benar kenangan indah, cuma Apadela yang punya.
Waktu aku bilang, "Gue masukin blog ya!".
Serempak mereka menjawab, "JANGAANN!!!, ceritanya buat kita-kita aja!".
Belum apa-apa batal deh aku jadi novelis setebal Student Book, aku bisa memaklumi, kalau cerita terbuka, maka terpaparlah kartu mati mereka.


Ada juga yang bertanya, "Men, elo kan pasti tahu, ada nggak angkatan lain yang kayak kita".
Aku harus menjawab nih, "Kalau angkatan lain sih kebanyakan kompak-kompak, tapi gue nggak perlu sebutin deh mana yang kompak, mana yang nggak. Nah, kalau ngomongin kelas, kan Apadela kelas nih!, kayaknya belum ada yang ngejabanin".

Andrina paling tidak 2 kali mengunjungi teras belakang mengantarkan rebusan dan bajigur bersama pancinya, kami curiga Andrina mau mencuri dengar cerita lelaki.

Enak nih dingin-dingin makan dan minum yang hangat. Aku tuangkan bajigur ke dalam gelas yang menjadi rebutan, wah, cocok juga nih kalau beralih profesi jadi tukang bajigur.


Sambil menunggu jagung dibakar, salah satu makanan favoritku, aku kunjungi rombongan remaja dan emak-emak. Awalnya remaja ditemani dengan orgen tunggal, eh berhubung si pemain nggak banyak mengenal lagi zaman sekarang terpaksa deh rukir posisi dengan emak-emak.

Aku menyaksikan saat Uni, Marlinah dan Wati diplonco, sehabis diplonco aku tanyakan mereka, mendengarkan suara peanggan, enjoy nggak sih?, atau jangan-jangan mereka merasa jadi aliens.
"Elo bisa lihat sendiri dari muka kita-kita, enjoy apa nggaknya kelihatan, dari berangkat sampe sekarang kita enjoy terus kok!. Itu kan tergantung acaranya, dan yang paling penting siapa penyelenggaranya?, kalau Apadela dari dulu kita sering denger acaranya asyik banget!".

Wijanarko Budhi, "Kasidahan dr mana nehh kok ada yang gak pake jilbab".
Ternyata acara emak-emak nggak kalah serunya sama acara bandot-bandot, mereka nyanyi sampai lupa hutang!. Sewaktu pemain orgen menawarkan untuk menyanyikan lagu Jatuh Bangun, aku larang mereka.
"Jangan Jatuh Bangun ......, bukannya apa-apa ....., rumah sakit jauh!".

Tidak ada komentar: