Sabtu, 09 Agustus 2014

Sup Jeruk Nipis

Wisata kuliner bersama kelompok wish-cool Tongtek di Wannab Café aku memesan nasi ulam Bali yang komposisinya hampir sama dengan nasi timbel, perbedaannya nasi timbel dengan lauk ayam goreng atau bakar sedangkan nasi ulam Bali dengan lauk ikan nila.

Ikan nila disajikan dalam piring tersendiri, satu sisi digoreng sisi yang lain dibakar, unik juga, di piring lain bercokol nasi putih di atas daun pisang ditemani tahu, tempe goreng, 2 iris ketimun, dan selembar potongan kol yang diisi dengan sambal.

Sambalnya nggak aku makan tapi aku plototin aja, boro-boro aku makan, ikan nila pedes banget soalnya, seolah si nila berenang di irisan cabai merah yang berjibun.

Ines yang baru datang dan duduk di sampingku turut terpesona dengan santapanku, katanya, “Ya, ampun Men makananmu berat banget, aku mesen yang ringan aja deh, ketoprak”.

Eh, ternyata ketopraknya Ines banyak banget dan kalau ditimbang pasti beratan santapannya daripada milikku. Ines makan perlahan tapi pasti dan …. habis saudara-saudara, susah membedakannya antara rakus atau lapar, kayaknya yang pertama deh!.

Santapanku sudah dibereskan oleh waiter kecuali kobokan untuk mencuci tangan. Waiter di sini cekatan, kalau mereka melihat kami berfoto-ria si waiter akan menghampiri pemegang kamera untuk menawarkan diri menjadi photographer agar kawan kita bisa ikutan dipotret. Nah, honor Uni Teppy musti kita kurangi nih, masa photographer ikutan dipotret. Atik potong honor Teppy ya jangan lupa!.

Sebelum kobokan itu diangkat waiter buru-buru aku minta Indra yang duduk di depanku untuk memotretnya dan mengirimkannya melalui WA. Indra ogah-ogahan mungkin takut nggak aku kasih honor, atau mungkin dia terheran-heran karena biasanya wisata kuliner yang dipotret makanannya eh yang ini minta kobokannya.
“Yang ini?????”, nada Indra penuh keheranan.
“Udah potret aja!, kobokan ini entar juga jadi bahan cerita”, Yus yang duduk di samping Indra memberinya semangat.

Sekarang aku cerita tentang kobokan. Nah, tahun 1991 aku bersama Hans Awuy menemani tamu orang Korea di Bontang, malam itu kami makan seafood di sebuah warung, zamanku belum ada restoran di sana. Ikan di Bontang segar-segar jadi rasanya pasti enak banget.


Sambil menunggu pesanan sang pelayan memberikan 3 buah kobokan, masing-masing memperoleh satu. Airnya diambil dari ember hitam dan ditambahkan seiris jerus nipis. Lagi asyik berbincang tiba-tiba si Korea memegang kobokan dan meminum isinya, glek ... glek .....glek. Ya ampun, mampus gue! Air kobokan kok diminum, emang elo kira sup jeruk nipis.

Untuk menjaga tata-krama aku dan Hans nggak berani mencuci tangan di kobokan takut si Korea malu, tapi kami juga nggak mau ikut-ikutan minum air kobokan.

Nah, kalau kamu mau mencoba sup jeruk nipis, tuh di atas meja masih ada 2 kobokan yang belum diminum, udah nggak usah malu-malu …. diabisin aja!.

Tidak ada komentar: