Sabtu, 16 Agustus 2014

Dilarang Pakai Sandal

Dari arah Manggarai aku melewati jalan Cik Ditiro ada lampu lalu lintas, ke arah kiri jalan Ki Mangunsarkoro ke arah kanan juga. Aku ambil arah kiri, ternyata salah karena rumah Ello, lokasi Halal Bi Halal Smandel 81 ada di sebelah kanan.

Aku memarkir Kutu dengan dua roda kiri di atas terotoar, posisi ningkring, dengan posisi ini mobilku terlihat lebih tinggi dari biasanya. Tukang parkirnya preman yang sopan, ternyata preman bisa juga sopan.


Jelang pukul 12 aku memasuki pintu yang dibuka oleh Weny sambil berkata, “Eh, Chormen dateng!”, dengan suara setengah oktaf dari biasanya. Dia menyodorkan buku tamu, nomor 42 menjadi giliran, pertanda sudah banyak yang datang.
“Sumbangannya?”, lanjut si ibu Bendahara seolah takut nombok.

Weny Dyah Sitoresmi With my twinkoo....Thanks om Ayiffff.
Minggu lalu Didut sempat menelponku, biasa untuk urusan konsumsi, “Men, banyak nggak yang bakal dateng?”.
“Lumayan, 80an deh!, tergantung woro-woronya”, jawabanku.

Believe it or not, dari dahulu prakiraanku nggak pernah meleset, bahkan Didut pernah ribut dengan salah satu ketua panitia acara angkatanku yang memporkas 2 kali lebih banyak dari prakiraanku.
“Dut, gue kan ketua panitiannya!. Masa sih elo lebih percaya ke dia!”, kata si ketua panitia.
“Eh, gue tahu elo ketua panitianya, tapi urusan berapa yang bakal dateng gue lebih percaya dia”, jawab Didut.

Elly Muflihah perdamaian...perdamaian....yaaa...aaaa

Untung Didut lebih percaya kepadaku kalau nggak rugi bandar, apalagi tempatnya di hotel Borobudur.

Nah, menjelang bubar aku tanya Weny, Bendara merangkap tukang absen dan tukang palak, “Wen, yang datang berapa?”. Dan jawaban Weny … eng …, ing …, eng …, “83 orang …, orang semua!”.
Jumlah yang cukup bagus untuk acara habeha angkatan yang sebagian anggotanya sudah menimang cucu.
Percaya kan tebakanku nggak pernah meleset.


Peserta habeha kelihatan bening-bening dan rapih-rapih, tumben-tumbenan nggak ada yang pakai sandal, soalnya kali ini aku pakai sepatu sih.

Walaupun nggak ada himbauan tertulis maupun tidak tertulis semua hadirin tahu bahwa untuk datang ke habeha tidak boleh memakai sandal, karena memang Weny hanya menerima sumbangan pakai duit, bukan pakai sandal.

Tidak ada komentar: