Minggu, 01 September 2013

Pelangi Merah Jambu



Di area parkir Bale Bengong aku sempat bimbang, pakai sepatu apa sandal enaknya?. Soalnya yang namanya bale kan pastinya lesehan, kalau pakai sepatu sudah ketahuan repotnya, apalagi buat aku yang nggak bisa diam. Cap, cip, cup, …… pakai sepatu, untungnya acaranya bukan lesehan.



Di depan lokasi reuni tahunan angkatanku yang diberi judul Halal Bi Halal aku disambut Akbar, Beton, Tatik, dan Andi. Si Akbar pakai sandal karena dia memang sudah lama nggak punya sepatu, sedangkan Andi langsung buka mulut, “Men, nanti nama gue dimasukin ya lagi ke dalam blog!”.
“Waduh gimana ya? Masukin nggak ya?”.
Nggak bakalan, aku nggak bakalan memasukan nama Andi lagi ke dalam blog.
Lah, tadi yang barusan elu tulis apa!”.

Jam sebelas masih sepi, aku agak persimis akan bayak yang datang sebab acara ini bisa direken dadakan, cuma seminggu dan pakai acara voting di Bogor apa di Jakarta, apalagi banyak yang mengurus sekolah anak, menjadi panitia kawinan, dan ada juga yang ngawinin anaknya, maklum lagi musim kawin. Lagian sudah ada 16 orang rekan yang tidak bisa ikut lagi secara permanen, seperti yang disebutkan oleh ustad Rory dalam acara pembacaan doa, namun kami semua yakin jiwa mereka selalu hadir dalam kebersamaan kami.



Jumlah pesertanya 70 orang, not bad lah buat acara yang dikemas sederhana tapi manis. Sederhana karena memang tempatnya sederhana, manisnya? Ehem …, karena akunya yang manis. Itulah enaknya punya blog sendiri, bisa ngaku-ngaku sesuka hati.

Ada acara yang tidak pernah ketinggalan yaitu berfoto-ria, berhubung Arief belum datang difoto dengan kamera gurem juga nggak apa-apa, kalau Arief sudah datang yang punya kamera gurem boleh pulang.



Gayanya macam-macam, waktu aku bilang, “Yuk, fotonya sambil megang kerupuk”, eh ada yang lari-lari untuk difoto sambil megang kerupuk, emangnya kalau kita difoto megang kerupuk jadi tambah gaya?, nggak juga!.
Rosana merasa bersalah karena kerupuknya yang paling kecil, “Eh, kerupuk gue yang paling kecil”. Jadi ketahuan deh siapa yang paling rakus di antara kita.

Dress codenya warna pelangi, tapi kok ada banyak yang pakai warna merah muda alias merah jambu, dulu sih namanya merah jambon, sekarang pink, emang pelangi ada yang warnanya merah muda?, Jimbo salah satunya.
“Jimbo, emang ada pelangi yang warnanya merah muda?”.
“Eh, ada lagi!”, Jimbo menjawab secara yakin gola-gokin, aku heran kok bisa ya lulus dari Smandel.


Bukannya warna pelangi me-ji-ku-hi-bi-ni-u. Nah,  kalau ada yang memakai warna hitam mungkin karena mengartikan hi dari hitam, ada juga yang warnanya bermacam-macam mungkin mengartikan hi dari hiruk-pikuk atau hingar-bingar..

Dulu waktu SD warna pelangi hanya ada tiga, merah, kuning, hijau dilangit yang biru. Aku sendiri nggak tanggung-tanggung pakai atasan hijau, jam tangan kuning, celana jeans biru, sedangkan warna merah sengaja aku pakai di bagian yang tersembunyi. Tahukah kamu di mana bagian itu?


Tidak ada komentar: