Minggu, 15 September 2013

Mencari Jempol



Nggak salah nih? Habis Temu Jidad di Bangkok dan Singapur, temu jidad berikutnya di LSI Kerawang. Nyempil amat! Emang pada banyak yang mau datang?.

Ternyata tempat yang nyempil itu nggak menyurutkan langkah untuk mendatangi Kerawang, bohong deng ke Kerawangnya nggak berjalan kaki melainkan naik mobil. Buat Apadela biar nyempil tetap diambangi, maklum namanya juga kelas terbaik dan terkompak Smandel sepanjang masa. Dimensi ruang dan waktu bukanlah menjadi batas pemisah untuk berkumpul.
 
Apadela bisa anteng cuma waktu berdoa

Waktu aku datang jam sebelasan, sudah masuk katagorikan telat, soalnya mereka sudah ngumpul sejak dari jam 10, rame amat! Rupanya gara-gara hapeku direparasi jadi nggak bisa WhatsApp-an tanpa sepengetahuanku mereka menganti waktu dari jam 11 menjadi jam 10. Getol amat sih mau ketemuannya!.
 
Aku orang ke-47 dari total 49 orang yang datang, nggak semuanya alumni 2 IPA 8. Temu Jidad Apadela: Kerawang 2013, kami boleh membawa keluarga.

Namanya juga Apadela, yang dibilangan keluarga bukannya suami atau istri dan anak, yang datang seperti dalam iklan kijang, ada tete, nene, dede, ponakan, dan tetangga. Ami, Iin dan Andi termasuk katagori tetangga, itu juga tetangga yang jauuuuuhhhhh baget!.

huuuuuus sana jangan ganggu, aku lagi lapeeeer berat niy krn nyasar muter-muter cari lokasi LSI di mana ya....
Acara yang dikemas oleh Andrina seru banget, ada acara untuk anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak. Aku certain di sini satu aja ya!.

Acara untuk ibu-ibu, Nah, ibu-ibunya matanya ditutup setelah itu mereka diminta mencari jempol suaminya masing-masing. Hebat loh semua ibu-ibu bisa menemukan jempol suami mereka masing-masing, kecuali Dini istrinya Deden.
 

Pastinya Dini tahu dong jempol kakinya Deden, namun sayang di sayang Deden diumpetin. Setelah selesai aku tanyakan kepada Dini,
“Emang kamu tahu jempol kakinya Deden?”.
“Tahu dong mas! Ada ciri khasnya soalnya”, jawab Dini.
“Tapi jangan diceritain ke siapa-siapa”, lanjutnya.
“Kalau aku masukin blog boleh kan?”.
Dia tidak menjawab, diamnya pertanda setuju.

Berikut penjelasan Dini, “Aku tahu dong jempol kakinya mas Deden, soalnya jari kakinya mas Deden isinya jempol semua”.

Tidak ada komentar: