Sabtu, 15 Desember 2012

Cinta 100 Baht



“Kalau foto aja bayarnya 30 baht, kalau mau dicium harus bayar 100 baht!”, cerita meluncur dari mulut Syamsi. Untung nggak jadi minta cium, kalau nggak sudah harus keluar 100 baht yang mencium asalnya lelaki juga, jeruk makan jeruk jadinya.


Di restoran terbesar di dunia lain lagi ceritanya, pramusaji membawa makanan dengan ber-flying fox dan bersepatu roda, padahal yang disajikan kangkung. Bawa kangkung aja pakai gaya-gayaan begitu!.

Itu sekelumit cerita Apadelaers saat blusukan dalam acara Temu Jidad Apadela: Bangkok dan Pattaya 15-18 Desember 2012. Acara yang dirancang 6 bulan sebelumnya dengan berburu piknik murah. Pesertanya 22 orang jumlah yang pas untuk jalan-jalan.


Mereka mendapatkan jalan-jalan ke 22 lokasi wisata di Bangkok dan Pattaya dengan harga promosi, untuk tahun 2013 Apadelaers akan mengadakan acara yang lebih gila lagi. Kemana ya? Aku kasih tahu nggak sih sekarang?.


Waktu itu aku diajak tetapi aku menolak, dengan alasan rumahku masih berantakan. Mereka kecewa ketika mengetahui aku nggak ikutan, kesemuanya kecewa dengan satu alasan, nggak ada ceritanya.

Uun sampai bilang begini, “Waduh, gue udah jauh-jauh ke Bangkok nggak ada ceritanya”.
“Iya nih masa nggak ada ceritanya”, Kania menimpali.

Mereka kan bisa foto-fotoan, beberapa diantaranya aku pilihkan. Jadi semakin kelihatan deh bahwa Apadela, kelas yang nggak ada duanya, kelas terbaik dan terkompak Smandel sepanjang masa.


“Elo kenapa nggak ikutan?”, beberapa kawan masih penasaran.
Ya begitulah aku kalau nggak ikut, ya nggak ikut, keukeuh banget.

Terkesan sama keukeuhnya dengan Mahapatih Gajah Mada yang nggak mau makan buah Palapa, aku juga nggak makan buah Palapa sama dengan paman Gajah Mada, Cuma bedanya sang paman nggak mau makan buah Palapa sebelum mempersatukan Nusantara, sementara aku karena nggak tahu di mana belinya.

Tidak ada komentar: