Minggu, 16 Desember 2012

Perkara Bedak



Seperti biasa aku males banget mengangkat telpon rumah, soalnya biasanya untuk istriku, sekalinya ada telpon dari kawanku, Deasy, eh dia bicaranya sama istriku juga. Pagi ini istriku mengangkat telpon yang berdering, aku lagi asyik bercocok tanam di FarmVille2, rupanya telpon itu untukku dari Aria.
“Men, hape elo kenapa? Gue telpon kok nggak bisa”.
“Gue lupa nyalaiin”, pantas aja Aria telpon ke rumah bukan ke hapeku.
“Men, buat baksos bulan Desember, kita, Apadela, nyumbang bis”.
“Wuih, gaya …!”.



Minggu pagi yang cerah ini, 16 Desember 2012, aku memandu mobilku menuju RS Aini yang dipimpin oleh Amita, tempat pertemuan untuk naik bis yang Aria maksud ke lokasi Baksos Kacamata Smandel 81 di bilangan Sawangan. Kenapa kumpulnya di Aini?. Karena sekaligus memboyong peralatan dan staf rumah sakit mata sebanyak 7 orang.

dakika: Lindri, Amita, Nita, Wenny, O, Fida, rory, Diah, Elly, Kasfiana, Lucy, Himawan, Liza, dan Hendra

Aku senang banget mau naik bis bareng cewek SMA, ketika aku siap menaiki bis aku bertanya kepada kenek yang bernama Himawan, “Udah ada yang datang pak?”.
“Udah ada 1 …, ibu-ibu”.
Ternyata cewek SMAnya sekarang sudah emak-emak, soalnya yang cowok sekarang sudah bapak-bapak. Emak yang dimaksud si kenek rupanya Ami, berikutnya Nita datang, lalu ... orang-orang yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu karena aku bukang tukang absennya.

Di dalam bis ada perayaan ulang tahun Decemberers, Didut, Andi, Susyanto, dan aku. Hadiahnya nyanyian doang, padahal kami berharap lebih dari itu.

Perjalanan pergi-pulang kami isi dengan briefing dan evaluasi, selebihnya bercanda dan bercanda.

dakika: Udeng dengan bedaknya, Kasfiana, dan Lindri

Udeng, nama akrab Puger Indrini, kali ini agak lain, dia memakai bedak dan menjadi perhatian Himawan, kawan kami, bukan Himawan kenek ya!. Ternyata Himawan ada perhatian juga kepada Udeng. Dia mendekati tempat duduk Udeng sambil berbicara di depan mik, “Udeng lain banget hari ini, dia sekarang pake bedak. Coba Udeng jelasin kenapa hari ini pake bedak?”.
Setelah menerima mik, Udeng menjawab, “Gue pake bedak gara-gara suami gue ngomel melulu sampe-sampe suami gue bilang, Udeng gue sampe sebel sama elo, elo tuh laki apa perempuan sih?, nggak pernah pake bedak”.
Ha … ha … ha … seisi bis tertawa berjamaah.

Sekarang Himawan yang bukan kenek berpura-pura merabah sesuatu di kursi sampingku, kemudian dia berbicara lagi di depan mik tanpa kabel, “Di samping Chormen ada bedak juga, ternyata Chormen bawa bedak juga!”.
Ha … ha … ha … seisi bis tertawa berjamaah lagi.

Kamseuk banget bercandanya. Aku, lelaki yang gagah berani, anak tentara yang lama tinggal di Berlan diperlakukan begitu. Keterlaluan!.

Aku berdiri dan meminta mik yang dipegang Himawan, dia memberikan mik seolah memberikan hak jawab kepadaku. Sebagai lelaki macho tentu saja merasa dilecehkan diperlakukan seperti tadi. Aku mulai berbicara.
“Temen-temen, gue cuma mau ngasih tahu! Bedak yang dipake Udeng tadi, itu bedaknya gue!”.

Tidak ada komentar: