Jumat, 22 Juli 2016

Penumpang Terakhir Ciletuh





Jam 5 pagi aku sudah sampai di stasiun Bekasi untuk naik kereta menuju Bogor sebelum melanjutkan berkereta-ria menuju Cisaat, Sukabumi bersama Smandelers yang hobby berpetualang.

Karena aku takut kepagian sampai di Bogor pilihanku jatuh naik Commuter Line ketiga yang berangkat dari stasiun Bekasi, interkoneksi di stasiun Manggarai berjalan lancar, begitu turun langsung dapat kereta menuju Depok. Turun di Depok nggak berapa lama kereta menuju Bogor langsung menjemput.

Naaaah......senyum lepas niiih.
Udah dalam kereta ....
— with Laksmi Dewanti Haryanto, Darmayani Utami, Erri Oemaryani Dani, Dhyta Devanty, Rosmini Nasution, Ika Rismayanti, Nina Kusumah and Chormen Omen.
Nina Kusumah Kursi kereta buat bertiga atau berdua ?
Agung P Murdanoto
Agung P Murdanoto Mau kemana nih? Enjoy
Triyoga Boeadi
Triyoga Boeadi Pastinya alumni SMA 8 Jkt awal tahun 80-an

Perasaan cemas mulai melanda, bayangkan kereta yang menuju Sukabumi berangkat setengah jam lagi, mana harus pindah stasiun karena kereta menuju Sukabumi berangkat dari stasiun Paledang bukan dari stasiun Bogor, alias stasiun yang berbeda dengan stasiunnya Commuter Line. Dag, dig, dug, dimulai untung aja nggak sampai dag, dig, dug, pret, kalau sampai terjadi pret-nya itu yang aku takutin.

Banyak-banyakin berzikir aja deh, gara-gara takut ketinggalan kereta jadi mendadak alim.
Sementara aku di stasiun Cilebut, kawan-kawan kagi asyik sarapan soto mie, roti Maryam dan lain-lain, dan sedangkan Rachma menuju kantor, terbayang kecewanya Rachma pagi-pagi ditelpon the boss nggak boleh pergi. Peserta yang semula 21 kini menjadi 20.


Nina Adriani
Nina Adriani semua lupa sama Adjie ya ..😂
Darmayani Utami
Darmayani Utami Hi...hi...begitu ketemu mobil dan foto langsung berangkat. Melupakan Adjie begitu saja...
Erri Oemaryani Dani
Erri Oemaryani Dani Iyaa.... Saking senengnya smp lupa..😄...sampe mas Adjie blng... " 15 orang ngga ada yg ingettt " 😄😀


Membaca WA di grup Ciletuh Geopark semakin menekan perasaan, coba aja baca kiriman Nina,”Halloooo ….. kereta Bogor-Sukabumi sudah stand by, sudah bisa boarding”, di saat aku masih nyangkut karena kereta berhenti lama menjelang masuk stasiun Bogor. Ternyata aku satu kereta dengan Rosmini yang di gerbong 1 yang paling dekat dengan pintu keluar, sedangkan aku di gerbong 10.

Telepon Nina membuatku tenang dan juga panik, tenang karena memberikan panduan kemana kakiku harus melangkah karena sejauh ini beberapa orang yang aku jumpai nggak ada satupun yang mengetahui stasiun kereta menuju Sukabumi, paniknya karena katanya, “Omen, buruan sudah ditungguin masinis”.

Dalam posisi seperti ini aku nggak boleh salah melangkah, bisa-bisa kesasar dan ketinggalan kereta. Menaiki jembatan penyeberangan, tanya tukang ketoprak, jalan, tanya tukang parkir, tukang becak, belok kiri, lurus bertemu dengan karyawan KAI dan iapun berkata, “Berangkatnya masih sepuluh menit lagi”. Dari berlari berubah menjadi jalan santai.



Dari kejauhan kawan-kawan melambaikan tangan agar aku mempercepat langkah, sedangkan hatiku mengartikannya, “Biasa …. sambutan para fans”.

Bagaikan pejabat aku dipersilahkan menaiki kereta api tanpa ritual pemeriksaan KTP, setelah Nina menjelaskan kepada petugas, “Pak ini tiketnya, ini fotonya (dari hape), nah … itu dia orangnya lagi lari-lari”, sebelumnya Nina bilang, "Tunggu ya pak", dan menerima jawaban, "Bu, ini kereta bukan bis".
"Gue napas dulu ya" kata Chormen sambil meluk ranselnya setelah dia berhasil naik kereta 😂 — with Chormen Omen, Rosmini Nasution, Ika Rismayanti, Nina Kusumah, Erri Oemaryani Dani, Darmayani Utami, Dhyta Devanty and Laksmi Dewanti Haryanto.

Nah, begitulah pengalamanku sebagai penumpang terakhir, naik kereta dengan napas ngos-ngosan padahal baru 10 menit kemudian kereta berangkat mungkin karena sang masinis ikut heboh menanti kedatanganku sehingga lupa memanaskan mesin kereta api, atau sang masinis sibuk menambal ban kereta yang bocor.

Tidak ada komentar: