Sabtu, 14 Maret 2015

Makan Terstruktur



Aku menduga kamu akan bertanya, “Apaan sih tuh makan terstruktur?”. Aku nggak perlu menjelaskannya, kamu cukup baca aja cerita ini.

Aku agak kaget juga loh ketika bang Husni mendekatiku dan berkata, “Chormen dulu pernah main film ya, wajahnya kok kayak familiar?”. Aku jawab sejujurnya berhubung yang bertanya anak 1974., “Nggak kok mas, saya nggak pernah main film, cuma sering jadi produser aja!”. Nggak pernah main film sih jujur, sering jadi produser agak ngibul-ngibul dikit!.

15 March · 
 
 ·

Sebar2 lauk di atas daun pisang..jambrong goreng balado, tahu tempe goreng, sambel goreng jengkol, pete kukus, pete bakar, pete mentah, pepes ayam...yuuukk
Like ·  · Share

Sementara kami menunaikan shalat zhuhur Pamela menata hidangan makan siang hasil ngeliwet, di atas hamparan daun pisang. Bukan karena Pamela jatuh bangkrut karena makan siang tanpa piring, mangkok, sendok, garpuk, bahkan kobokanpun tak ada, tapi kami mencoba sensasi makan secara zaman batu.
 

15 March · 
 
 ·
Like ·  · Share

Pertama kali aku makan model zaman batu gini ketika selesai doa bersama usaha jamur tiram putih di bilangan curug Nangka, Bogor, sekitar tahun 1998. Kini usaha itu nggak berbekas sama sekali. Sensasi makannya nggak bakalan lupa.

Sayangnya piring daunnya dibuat 2 banjar, kalau satu Banjar lebih seru sepertinya. Udah deh nggak usah banyak ngomong kita sikat aja, nasi liwet dengan pepes ayam, tahu, tempe goreng, dedaun makan pokoknya orang Sunda dan nggak ketinggalan semur jengkol dan pete.

Ada yang makan jengkolnya malu-malu kucing, padahal kalau kucing makan jengkol bukannya malu-malu tapi emang nggak doyan.
 
15 March · 
 
 ·
Like ·  · Share
Singkat cerita selesai sudah, semua berdiri meninggalkan posisi masing-masing, baru ketahuan deh perbedaan cara makan di kedua kelompok. Biasa, main ledek-ledekan dimulai deh.

Riry bilang, “Grup kita dong makannya terstruktur”.
“Apaan tuh makan terstruktur”.
“Makannya rapih, nggak acakan-acakan kayak kucing garong”, Riry menjelaskan.
 
14 March · 
 
 ·

Ini dia sisa daun ngaliweut yg dibahas tuntas..
Sisi kiri berantakan tp lauknya banyak habis
Sisi kanan rapi licin (alas daun pake dijilat kah?) tp yg abis nasinya..kekekek karbo loading..
 — at CIFOR.
Like ·  · Share
Grup lain nggak mau kalah sewot.
“Itu makan kayak apaan?, ayamnya masih ada, tempe, tahunya masih ada”.
“Itu sengaja buat dibungkus dibawa pulang”.
“Lah, itu daunnya sampe bersih, dijilatin kayak kucing”.
Mulai deh seperti kucing ngeledekin kucing.

Paling kocak memang anak 74, bang Husni bilang, “Di sini bisa kelihatan mana yang makan hambah Allah, mana yang hambah sahaya”.
Semua tertawa, akupun ikut tertawa walaupun aku kurang jelas bang Husni bilang apa?, aku bertanya kepada orang di sebelahku, “Tadi barusan ngomong apa …?, hambah Allah, satu lagi hambah apa?”.
“Hambah sahaya”.
Aku tertawa lagi dalam hati, “Ya, ampun hambah sahaya ….. kosa kata yang terakhir aku dengar 40 tahun lalu ……., padahal umurku baru 20 !”.

Tidak ada komentar: