Sabtu, 14 Maret 2015

Kelenik Pesta Duren



Selepas makan nasi liwet, bukan berarti acara berakhir, masih ada satu acara lagi yaitu makan duren. Sementara banyak kawan yang mengeluh karena sudah terlanjur kekenyangan, aku justru senang soalnya di perutku masih tersedia satu kapling lagi, sudah pasti untuk si duren.
 
14 March · 
 ·
Like · Comment · Share
Adalah Prio yang bersedia untuk membeli duren diantar oleh Agus supirnya Azis, kawan yang lain terima bersih, sudah mager alias malas gerak.

Prio yang ditunggu nggak pulang-pulang, mungkin di tengah jalan bertemu dengan bang Toyib, jadi dia nggak mau pulang. Namun Prio punya alasan mengapa dia lama banget, rupanya berhubung disupirin Prio cuma duduk manis, nah si supir nggak tahu jalan, dia main asal jalan aja rupanya jalan yang dilalui memutar, eh nongolnya ke rumah Pamela lagi.

Menunggu lama nggak percuma sebab duren yang dipilih Prio semuanya bicara manis. Kata Azis dari 15 duren yang dibeli ada 20 yang manis. Nggak usah protes!, namanya juga lulusan IPB, Institut Pesantren Bogor.

14 March · 
 ·

Lupa semuanya .....nyem...nyem
Unlike · Comment · Share

Tatik dan Andy sudah pulang duluan, maklum Tatik harus segera kembali karena rumahnya paling jauh, di Garut. Sementara beberapa yang lain nggak bisa pulang gara-gara mobil mereka terhalang mobil Prio. “Nggak jadi pulang …!, nggak jadi pulang ….!”, ejek Riry sambil bergoyang pinggul.

Walaupun nggak bisa pulang, mereka tampak senang bisa merasakan duren yang enak beeng.

Selesai makan duren Prio dan Yani, melakukan ritual, yaitu mencuci mulut dengan wadah kulit duren. “Tuh kan langsung ilang bau durennya”, kata Prio.
 

Foto keluarga
 — at CIFOR.
Like · Comment · Share
Aku ditawari Prio untuk mencoba, tapi aku nggak lakukan soalnya selama ini abis makan duren terus makan camilan itu bau duren hilang dengan sendirinya, lagian kayak kelenik aja kumur-kumur dengan kulit duren.

Eh, jangan salah rupanya banyak klenikers di Smandel, Azis ngajarin minum kopi yang dicelupin duren, boleh dibilang kelenik modern. Nina ngasih tahu keleniknya, abis makan duren terus minum susu. Nah, biar nggak dibilang sok alim, aku coba klenik minum susu.
 
14 March · 
 ·

MasyaAllah Pam ..... wkwkwk
Like · Comment · Share
Sebelum pulang Sita menawarkan aku pisang rebus, pastel, manggis selalu aku tolak dan aku jawab, “Nggak ah udah kenyang”. Rupanya tawaran itu bukan untuk dimakan di tempat tapi untuk dibawa pulang, wah rugi gue!.

Untung masih ada tawaran berikutnya dari Sita, nggak boleh aku sia-siakan.
“Men, mau risoles nggak?”.
“Mau dong!”.
“Mau berapa?”.
“Empat aja”.
“Nggak boleh empat, soalnya empat genap, harus ganjil”.
“Harus ganjil ya!, kalau gitu risolesnya dua puluh satu aja deh!”
"Gimana mau dua puluh satu ....!!!, risolesnya tinggal lima belas!".

Tidak ada komentar: