Sabtu, 26 Januari 2013

Memancing Ikan Dapat Buaya



Kamu masih ingat nggak pelajaran Memancing sewaktu di SMA?. Kalau jawaban kamu, “ingat”, aku malah jadi bingung, emang ada?.

Aku mau cerita nih serunya memancing bersama kawan satu kelasku di SMA dalam acara Temu Jidad Apadela: Ciampea 26 Januari 2013. Kalau kamu heran kok Apadela kumpul melulu sih!, terus terang aku juga terheran-herin.

Acara ini dimotori oleh Kania, Aria, Iriana dan kawan-kawan. Iriana lagi rajin-rajinnya bikin acara, baru aja dia bikin reuni es-em-pe, dan Bakti Sosial Banjir Smandel 81, Januari 2013.


Nah, pagi-pagi kami janjian ketemuan di luar tol Sentul, ada 6 mobil yang ikutan jadi penumpangnya dipadat-padatin, soalnya tempat parkir di lokasi terbatas. Nggak bisa barengan satu bis sebab jalannya kecil banget maklum lokasinya di perdesaan.

Nyonya rumah kali ini Kania yang esok, 27 Januari, hari ulang tahun bersama kembarannya Aria. Kania sudah menyiapkan ikan bawal yang siap tangkap untuk dibakar. Sambil menunggu si bawal aku mencoba memancing, ada 5 buah pancing masih dibungkus plastik jangan dianggurin aja!.

Aku coba di kolam besar, pasang umpan celup-celup dikit dapat, ikan mas kecil. Aku lepas lagi ikan kecil itu, pasang umpan lagi dan celup-celup dikit dapat lagi ikan mas kecil lagi, ukuran sama dengan yang tadi. Jangan-jangan ikan yang tadi, pasti bego banget itu ikan masa kena pancing sampai 2 kali.

Mata pancing aku arahkan ke kolam lain, celup-celup dikit dapat ikan nila merah ukuran setengah kilogram, ikan aku lepas kembali. Aku coba sekali lagi, sebentar aja sudah dapat lagi nila merah. Busyet deh! Gampang amat! Nggak sampai 10 menit dapat 4 ikan.


Lomba memancing dibatalkan, nggak seru! Mancingnya terlalu gampang, nggak ada tantangannya.

Ada beberapa kawan mencoba, Ratih salah satunya, dia coba berkali-kali tetap nggak dapat.
“Kok gue nggak dapet-dapet sih!”, tampaknya Ratih mulai putus asa.
“Umpannya udah dipasang belum?”, aku sok mengajari.
“Emang harus pake umpan ya?”, sambil ditariknya sang pancing keluar dari kolam, dia kebinggungan, “Umpannya ditarok di mana?”.

Willem yang memperhatikannya tertawa geli, “Ratih, elo gimana mau dapet! Jangankan umpannya, mata pancingnya aja nggak ada! Masa mancing pake benang doang! Kalau begitu sih mancing ikan dapetnya buaya (Syamsi)”.

Ketahuan deh kalau Ratih dulu suka membolos, waktu pelajaran memasang umpan dia nggak masuk. Padahal memasang umpan ada tuh di Diktat Memancing halaman 19.

Tidak ada komentar: