Kebayang kan kalau 25 tahun nggak main basket harus bertanding dengan
lawan yang lebih muda angkatan 84. Menang kalah nomor 2 yang penting
ikut ngeramein acara 4 on 4, 3 laki ditambah 1 perempuan. Sayang Alfred
yang datang dari Belanda keburu booking hotel di Bali kalau nggak dia
pingin banget main basket.
Baru
beberapa menit, 81 sudah ngos-ngosan dan sudah kemasukan 2 bola,
teriakan membangkitkan semangat buat Mega bersaing dengan teriakan sang
istri untuk Mega keluar lapangan, lah kok Mega disuruh keluar?
Anehnya teriakan istri Mega tidak digublis malahan Mega bertambah semangat.
Nggak sabar istri Mega menghampiri gue bilang “Chormen, Mega disuruh keluar dong! Jantungnya sudah di by-pass”
Panik
gue pasti! Untungnya David Tri Gepeng bersedia menggantikan. Gue sang
pelatih terpaksa nyopot sepatu buat David yang nggak bawa sepatu. Baru
gue lepas peluit berbunyi tanda pertandingan berakhir.
Sisa kejayaan Eko dan Mega masih terlihat, angkatan 81 membalikkan angka menjadi 3-2, kok bisa ya? 81 gitu lho!
Walaupun
menang gue kudu minta maaf mungkin tepatnya minta ampun ke pendamping
setia Mega, karena nggak tau kalau Mega sudah diby-pass.
Eh, Mega malah yang nyaut “Enggak ... gue nggak diby-pass, gue cuma dipasang ring doang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar