Sabtu, 16 November 2013

Jaim Dijauhi Rezeki



Kamu percaya nggak dengan judul di atas, Jaim Dijauhi Rezeki, kalau kamu nggak percaya kamu harus membaca tulisanku ini niscaya kamu akan percaya. Nah, kalau kamu percaya, kamu juga harus baca sampai selesai, kasihan dong aku sudah capek-capek bikin.

Sehari sebelum acara Reuni Akbar 55 Tahun Smandel koordinator angkatanku, 1981, berpetuah agar kawan-kawan jangan jaim di arena Reuni Akbar. Harus dituruti dong, namanya juga omongan pak ketua.
 
1987
Rupanya bermanfaat juga loh, petuah tersebut. Nah, umumnya di setiap acara kan ada yang namanya hadiah pintu, door prize kata kerennya. Di acara ini juga ada, namun berhubung goodie bag belum siap terpaksa deh tidak dilakukan undian, sebagai penggantinya diberikan pertanyaan oleh Krisna & Krisna yang menjadi pembawa acara.

Pertanyaannya aneh-aneh, tapi nggak apa-apa yang penting dapat hadiah. Pertanyan pertama, “Siapa nama Kepala Sekolah SMAN 8 yang pertama”.
Nggak ada yang berani maju, maklum mereka kebanyakan belum lahir, seorang lelaki angkatan 70 ke depan, beliau menjawab, “Bapak Suyono”.
Sekarang giliran Krisna yang bingung, betul nggak namanya Suyono, “Panitia, konfirmasi dong, bener nggak Kepala Sekolah pertama namanya Suyono?”.
Karena nggak ada yang pada tahu, aku yang kebetulan di sana ditanya Krisna, aku jawab aja, “Iya, bener namanya Suyono”.
Lelaki tersebut mendapat sekotak hadiah, padahal bapak Suyono adalah Kepala Sekolah yang kedua, aku sempat berjumpa dengan beliau 5 tahun lalu bersama 8 Kepala Sekolah yang lain. Baca: Sembilan Kepala Sekolah Pendahulu.
Aku berharap perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan pula, aamiin yra.

1960an

Satu lagi pertanyaan Krisna, “Siapa yang tinggalnya paling jauh dapat hadiah rice cooker”. Aku lihat Deni si manusia gajah duduk sambil ngantuk-ngantuk gajah, aku seret, dia kebingungan.
“Den, KTP elu Lampung kan?, elu bawa KTPnya kan?, kalau elu bawa keluarin sekarang kasih tahu Krisna elu dapet hadiah”.
Ternyata ada yang lebih jauh, dari Sibolga, Pacet ’82 tetapi dia nggak maju mungkin karena jaim, padahal dulu Pacet si Apadela ’82 nggak ada malunya, sekarang dia jadi pemalu mungkin karena urat malunya baru tumbuh, dan sekarangpun masih dalam masa pertumbuhan.

1988

 Satu lagi kawanku, Beton namanya, dia mendapatkan radio tape gara-gara bisa menunjukan SIM B1, sementara yang lain malu-malu, maklum yang punya SIM B kebanyakan kan supir truk.

Berikutnya, “Siapa yang namanya hanya satu kata? Dapat hadiah kompor”.
Nggak ada yang maju, sampai Krisna & Krisna mulai menghitung. Aku nggak maju memberikan kesempatan kepada peserta reuni akbar yang lain, kalau nggak ada yang mau, ya sudah hadiahnya buat aku aja!.
“Krisna!, nama gue cuma satu kata”.
“Musti dibuktikan dengan KTP, oh iya bener! Namanya Chormen”.
Akupun mendapat hadiah sebuah kompor gas 2 tungku.
 
Ini foto Charmen Chormen Omen sebelum dapet hadiah nama tersingkat dari Kang Krisna Purwana... (BAP)
Kini aku mengerti mengapa orangtuaku memberikan nama hanya singkat ………, supaya dapat kompor.

Tidak ada komentar: