Sabtu, 04 Agustus 2012

Cubit-Cubitan


Aku sampai menjelang azan magrib berkumandang setelah menempuh perjalananan hampir 2 jam, nggak lama setelah Deden, sementara Himawan sudah nyangkut dari tadi menyambut dengan ucapan, “Men, kasihan tuh Deden, temen-temen belum ada yang kenal”. Dalam hati aku menjawab, “Entar juga kenal sendiri”.

Teh manis hangat membatalkan puasaku, nggak seperti biasa yang meneguk minuman dingin, dilanjutkan dengan makanan basa-basi, arem-arem dan gorengan.

Imam shalat magrib haruslah orang yang memiliki jabatan paling tinggi di angkatan kami, sudah pasti Eko, dia jabatan dari dulu sampai sekarang sebagai Ketua OSIS.

Elly asyik mengatur makanan ketika aku mendekat, “Men, elo musti nyobain nasi kebuli bikinan gue dong!”.
“Pingin banget, tapi jangan banyak-banyak gue mau nyobain yang lain”.
Tangan Ely trampil banget meracik nasi kebuli buatannya, potongan kambing sengaja dipilihkan agak banyakan untukku, emping dan acar sebagai pelengkap. Enak banget.
“Enak banget Ly, Roy elo musti coba nasi kebulinya Elly”.
“Wah, boleh dicoba nasi kebuli buatan Elly”, Elly mulai meracik. Roy juga sependapat denganku, enak banget!. Sebentar saja Elly sudah memiliki dua jempol dari aku dan Roy.

Minuman kelapa muda sudah aku lirik dari tadi bahkan sebelum waktu berbuka, sayang sudah diberi gula, aku lebih suka rasa kelapa muda original, bisa bikin gregetan soalnya. Rike di sampingku ketika aku menuang untuk kedua kali, “Men, kelapa mudanya manis ya?”.
“Manis Ke!”.
“Kalau dimasukin ke sini nggak apa-apa kali ya!”, akupun membantu mencarikan daging kelapa muda untuk dimasukkan ke dalam gelas air mineralnya.

Kesibukan setiap orang berbeda-beda, Iriana dan Bucip sibuk mendiskusi reuni SMP 3, Arief dan Febru sibuk motret, yang lainnya sibuk dipotret, sudah ketularan!. Sementara Syamsi sibuk nyosor sana nyosor sini, nggak perempuan, nggak laki.

Malam semakin larut masih saja ada yang baru datang, Jaya, Wilem, Rio, Berty dan kawan-kawan. Rio masih dengan gaya klimisnya, dari zaman SMA dia selalu rapi, dengan celana model rimple, kali ini Rio berkemeja koko menutupi celana bagian atasnya, Deden menyingkapnya, “Busyet deh celananya masih model jaman dulu, model cubit-cubitan!”.

Restoran Bang Jiang tempat kami bukber tidak tertutup untuk pengunjung lain, asal si pengunjung nggak merasa terganggu dengan ulah kami.

Ketika seseorang pulang, dengan akrabnya Berty, pendeta yang sering nongol di layar kaca, menyalami, “Gimana kabarnya?”.
“Baik!, mari pak!”, jawab orang tadi.
Berty si pendeta berbisik kepadaku, “Men, barusan yang gue salamin siapa? Kok manggil gue pak”.
Pendeta juga manusia, akupun menjawab, “Berty yang barusan elo salamin ...... orang lain!”.


albert_sondang@yahoo.com
 Hahahaha....yg ringan dan jenaka!

 Willem Teddy Usmany Hehehe...., si Berti so akrab tuh...!

Elly Muflihah
 hahaha....lucu juga, makasih um Men...pujiannya, gw puazz bangetz klo pada suka nasi kebuli buatan gw...gak sia-sia ngejar2 ''Balibu'' sampe ke ps klender...skrg tinggal pesen tlp n di anter....makasih jg infonya ''si jurkam (juragan kambing)'' um bethon n um Hendra.....

elly muflihah

Tidak ada komentar: