Minggu, 29 Juli 2012

Wani Piro


Kalau ada KAPA-FTUI world of record aku pasti menjadi salah satu pemegangnya, kamu jangan kaget biar begini aku punya prestasi. Sebelumnya perkenalkan bahwa dulu aku pernah menjadi mahasiswa elektro dari angkatan 81 yang kompak-sukompak.

Liburan pertama kami diisi dengan kemping bareng soalnya belum boleh ikutan PAB Kapa dengan penyebab yang sepele, kami belum punya kartu Ikatan Keluarga Mahasiswa-UI dari ketua Senat Mahasiswa FTUI, padahal sampai aku lulus kartu itu belum pernah dicetak apalagi dibagikan.

Periode berikutnya, 1983, baru kami bisa ikutan PAB dengan Elektro 81 menjadi peserta terbanyak dengan alih-alih yang sederhana, mengisi liburan. Begitupun tahun berikutnya bahkan sampai aku lulus di tahun 1986, masih ada juga yang ikutan, Sri Latifah namanya. Kalau diteli mungkin E81 anggota Kapa terbanyak sampai saat ini.

Secara akademik prestasiku sebagai anggota Kapa dari angkatan 81 yang lulus duluan, secara non-akademik lebih hebat lagi, seperti tulisan yang kamu baca di atas, pemegang rekor Kapa saat PAB.

Aku masih ingat PAB 30 tahun lalu, aku ceritakan beberapa, soalnya kalau aku ceritakan semuanya bisa-bisa buku 40 tahun Kapa isinya tulisanku semua.

Hifander Jani Purba E81, si batak tembak langsung, dia pernah jadi komandan regu, saat laporan di bilang begini, “Lapor! Nama Jani, melaporkan semua anggota kondisi lumayan”. Whaattttt lumayaaaaan!!!. Sudah pasti kakak instruktur bingung, kayak gimana yang namanya lumayan.

Pay Ishak S80, teman kelompokku, urusan minuman dia jagonya. Waktu acara jungle survival dia berhasil menyembunyikan sebatang coklat susu, biar semua anggotanya kebagian dia masukan batangan coklat itu ke dalam verples jadilah minuman coklat susu yang kami minum seteguk-seteguk, buat penambah energi.

Pernah aku minum dari verplesnya seteguk setelah itu isinya aku buang habis, “Pay, air di verples elo kotor amat, banyak item-itemnya, isinya udah gue buang”.
Terpaksa dia masak air lagi, ternyata isinya air matang dan bersih, item-item yang aku maksud ternyata Norit, biar kami nggak sakit perut.

Gatot E80, anggota Menwa, dia sering memimpin olah-raga pagi, kalau lari-lari pakai nyanyi tapi bait terakhirnya kami ganti.
Lari-lari  … (lari-lari …)
Tiap pagi … (tiap pagi …)
Badan sehat … (badan sehat …)
PARU-PARU RUSAK

Triatmo “Kuplek” Dorianto E81, urusan makanan dia paling jadi andalan. Saat tidur malam di hutan aku meminjam sesuatu.
“Elo ambil aja di kantong rasel gue”, jawabnya.
“Busyet deh Plek, ransel elo banyak jangkrik!”.
“Buruan Men tutup!”, diapun sibuk menangkapi jangkrik yang lepas, setelah tertangkap semua dia bilang, “Ini makanan”.
Bersama Kuplek aku merasa belalang bakar, enak seperti jagung bakar, tetapi untuk yang kedua kalinya sih ogah!.

Nah. Sekarang aku cerita tentang tidur kalong, tidur di atas pohon, berisik banget karena semua orang nggak bisa tidur, aku mencoba beberapa posisi tetap saja nggak bisa, sampai akhirnya aku temukan cara yang membuatku tertidur lelap di atas pohon. Ketika aku membuka mata hari sudah terang, suasana sunyi, terdengar dari kejauhan, “Tu …, Wa …, Ga …, Pat ..”, begitu berulang-ulang.

Aku menuju sumber suara, tempat siswa berolah-raga pagi, dan menerima hukuman lari 2 kali mengelilingi lapangan. Setelah senam selesai, semua orang menyalamiku, “Selamat ya Men, elo bisa tidur di atas pohon. Selamat ya elo anak Kapa pertama yang bisa tidur di pohon”.
Ya, itulah rekorku, orang pertama di Kapa yang bisa tidur di pohon pakai kebablasan. Hebat ya?

Kalau kamu mau tahu rahasianya sih boleh-boleh aja, tapi ….. wani piro?

Sebagai manusia yang usianya lebih tua daripada Kapa aku memberi pesan buat yang masih suka mengembara ke gunung, hutan dan daerah terpencil lainnya, di situ biasanya menjadi tempat jin buang anak, makanya kalau kecing harus bilang, “Permisi”, soalnya kalau kamu ngencingin makluk halus dan kesurupan kan berabe, apalagi si makluk halus ….. balas ngencingin!.

Tidak ada komentar: