Rabu, 09 Oktober 2019

Duduk Bareng Calon Ketua IAS


“Nonton debat kok bayar!, mending nonton debat Rektor, gratis dapat makan siang”, kata wanita yang berbincang denganku.
“Itulah hebatnya Smandel, debat yang harus bayar 350 ribu aja tiketnya habis terjual”, jawabku.

Aku belum sempat membeli tiket yang terjual habis itu, terbayang senangnya dua anakku yang laporan nonton Joker yang penontonnya sampai baris depan. Andai aku juga punya tiket debat yang larisnya kayak filem box office.

Bagusnya darah keberuntungan belum mau berpisah dengan urat nadiku, nggak berapa lama datanglah whatsapp dari nomor yang belum terdaftar.
“Selamat siang Mas Chormen, mohon diterima undangan untuk perwakilan Wiskul melalui WA ini. Semoga berkenan”, ditambah lagi, “Biar seru acara duduk barengnyaaa”.
“Siapakah engkau kakak? Malu bertanya sesat di jalan”, jawabku.
“Mahaaap lupa perkenalan. Dengan Shirley (Keke) 8-01 Kak”, kata tulisan yang terbaca di layar Gorilla Glass hapeku.

Aku lihat PP Shirley alias Keke yang berdiri di samping sepeda, foto 3 dimensi, aku nggak bisa melihat dengan jelas karena aku ndak memakai kacamata 3 dimensi. Melihat penjelasannya aku tambah binggung.
“Nggak segitunya (suka sepeda) Kak …. Cuma kadang aja …. Lebih suka lari malah ….. Makanya kemarin latian bareng di Soemantri kan bareng anak2 Kak Chormen”.

Aku mulai ngeh ternyata di acara Pra Mubes di Situgunung aku dan Keke sempat jalan dan ngobrol bareng dari Theater ke lokasi parkir, dan berkenalan dengan suaminya, aku menjauh karena aku sadari gedean badan suaminya.

Seneng bisa ketemu Smandelers di Crown Plaza Hotel, mereka keren dan rapih, maklum masuk hotel.
Nirmala Chandra Maaf ya mas BAP, ada yg nyalip nih.. 😁

Bambang Adhi Pratomo
Cc Ruddy
Chormen Omen
2


Acara debat yang dipandu oleh Keke, yang ngasih undangan, temen latihan lari anak-anakku bareng Smandel Runners, yang jalan bareng dari Theater ke tempat parkir, yang badan suaminya lebih gede, seru banget. Rugi deh kalau nggak datang.

“Bang yang ini orangnya nggak pede”, kata Erick yang jago public speaking setelah membaca gestur salah satu calon Ketua IAS. Ternyata membaca bahasa tubuh asyik banget.

“Bang jangan lupa ….. pilih *** (nama Calon Ketua IAS”, kata salah seorang timses setelah acara berakhir.
“Tergantung”.
“Tergantung amplopnya ya bang?”.
“Jangan sembarangan!!!!! … aku nggak mata amplopan ……. Tapi kalau isinya boleh lah”.

Tidak ada komentar: