Selasa, 22 Oktober 2019

Antara Jakarta dan Situgunung


“Men, elu di Bis 4”, begitu kata Rian ketika aku sampai di Gedung Manggala Wanabakti, tempat pemberangkatan bis ke Situgunung pergi dan pulang, seingatku kursiku ada di Bis 5.
“Pantes aja di bis ini nggak ada yang cakep”, begitu ada yang bilang bahwa aku salah naik bis. Lucunya dibilang nggak ada yang cakep mereka yang menaiki Bis 4 pada tertawa, bukannya sedih, bahkan terkesan sedikit bangga.

Jumlah semua 6 bis, dan 5 di antaranya dihuni oleh calon Ketua IAS. Mereka boleh kampanye menjelas visi dan misinya. Di bisku calonnya nggak afal, harus nyotek catatan di hapenya. Ketahuan nih, jangan-jangan kebiasan lama. “Nggak kok, semalam abis ketemuan dengan pendukung dan timses sampai larut malam”, katanya.

Walaupun dikawal mobil Patwal, tetap saja jalannya terseok-seok, sudah seperti melewati kumpulan cendol, apalagi si Patwal terkesan takut-takut untuk mengaduk cendol. Patwalnya kurang heboh.,
“Musti dibriefing dulu nih!”, kata Toni 79.
Setelah dapat pengarahan, sang Patwal mulai mengaduk cendol dengan serinenya, serem!.

Acara ke Suspension Bridge Situgunung ini dalam rangka Pra Mubes IAS yang ketiga, setiap Angkatan dan Komunitas diwakili oleh 2 orang, tidak dipungut biaya. Seandainya harus berbayar, yang paling mahal bayarnya Anita 96, dia memakai 2 bis, Bis 3 yang nggak kuat nanjak dan pindah ke Bis 5, udah gitu duduknya pindah-pindah, entah berapa bangku yang ia duduki.

Seharusnya di Bis 5 ada Suindil, tapi kok nggak melihat wujudnya, biasanya kalau ada yang didekatku dia bilang, “Hati-hati ada mas Omen, orangnya jail entar kita ngomong apa tahu-tahu ditulis di blognya”.

Untung nggak ada Suindil, jadi mereka ngomong bebas dan berkelakuan bebas juga. Siapa yang yang aku mau tulis di blog.

Persis di depanku di bangku paling kiri depan bercokol anak 1984 yang namanya sama dengan Kepala Sekolah Smandel di zamanku, Rosman. Hidupnya tenang kayaknya, sebab tidurnya lelap banget. Suara dengkurnya kadang terdengar, kadang terdengar banget.

Sesekali Rosman terbangun, bukan karena suara berisik kami tapi terbangun karena suara dengkurnya sendiri yang nyaring banget.

Tidak ada komentar: