Minggu, 20 Maret 2011

Pelacur Teladan

Sebelum pukul 3 sore aku mulai meninggalkan rumah menuju TK Asri di kawasan Halim untuk memenuhi undangan pengajian Smandel 87. Baru ada 4 orang ketika aku sampai, pak ustad Subhan dan 3 wanita yang semuanya berjilbab, bisa jadi merupakan dress code kaum hawa kali ini.

Pengajian belum dimulai, masih menunggu penumpang yang belum datang, kesempatan ini aku gunakan untuk berdiskusi dengan pak ustad yang akan membahas topik akhlak yang mulia. Masya Allah, pak ustad yang berpenampilan sederhana  ternyata sungguh memiliki akhlak yang luar biasa, bayangkan di rumahnya beliau memelihara 22 anak terlantar yang diberikan sandang, pangan, papan dan pendidikan dengan biaya Rp 50 juta per-bulan.

Setelah penumpang cukup banyak barulah pengajian dimulai, inti ceramah aku tuliskan dalam bahasa yang sederhana yaitu Yang Maha Pencipta menerima taubat dan maaf selama kita mengesakan DIA.

Dikisahkan seorang pembunuh yang telah menghilangkan nyawa 99 orang bertanya kepada seseorang, sebut saja namanya Fulan, apakah Allah masih memberikan maafNYA walau dia telah membunuh 99 orang?. Fulan menjawab, “Nggak mungkin, dosa ente udah kebanyakan!”. Fulan serta merta dibunuh, genap sudah 100 orang yang tewas.

Pembunuh melanjutkan perjalanannya dan bertemu seseorang serta bertanya apakah dia diterima taubatnya setelah membunuh 100 orang?. Jawaban yang diterima sungguh menyejukan bahwa, “Allah Maha Pemaaf”.

Setelah memperoleh petunjuk tempat belajar agama pembunuh melanjutkan perjalanan namun dia meninggal dalam perjalanan. Dua malaikat penjaga binggung, sang pembunuh dicatat sebagai ahli surga atau neraka, sudah bertaubat tetapi belum melakukan sedikitpun kebaikan. Malaikat diperintahkan untuk mengukur jarak tempat pembunuh tewas, lebih dekat dengan tempat bertaubat atau maksiat. Ternyata lebih dekat ke tempat bertaubat sehingga pembunuh dicatat sebagai ahli surga, Alhamdulillah.

Lain lagi cerita tentang pelacur yang bertaubat, baru saja memberi minum anjing yang kehausan dengan terompahnya si pelacur meninggal dan dicatat sebagai penghuni surga, walaupun memberi minum anjing adalah satu-satunya kebaikan setelah si pelacur bertaubat.

Sudah tentu kita semua ingin masuk surga termasuk Nung Harahap ’87 yang bertanya kepada ustad Subhan, “Pak ustad, kalau begitu apakah kita yang perempuan harus jadi pelacur dulu biar masuk surga?”.


Kalau aku yang jadi ustad aku akan bilang, "Ya nggak lah!, kalian harus rajin beribadah agar masuk surga, setelah masuk surga baru deh jadi pelacur"







  • Ustad waktu itu namanya Subhan 
  • April 21, 2011 9:46 PM

    Untung nanyanya ke ust Subhan, bukan ke ust Chormen, hehehe. Pesan dari cerita di atas adalah betapa rahman dan rahimnya Allah kepada hamba-Nya, sehingga tidak ada alasan kita berputus asa untuk mendapat ampunan-Nya. Kalau berniat tobat, lakukan aja, gak usah mikirin dosa yang seabreg. Dan segerakan, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal datang. Malaikat Izrail bisa menjemput sebelum kita sempat memberi minum anjing yang kehausan, hehehe. Gitu kan ust Chormen?

    salam,
    Nung'87

Tidak ada komentar: