Jumat, 16 April 2010

Novi Irawati '82

Wanita hitam manis ini memang sudah berkacamata sejak jaman SMA, selisihnya setahun lebih muda dari angkatanku. 

Sekarang Novi hampir setiap bulan ke Palembang atas tuntutan pekerjaan sehingga sering bertemu dengan Sunu teman sekelasku sebelum penjurusan. “Mau nitip salam nggak ke Sunu?”. Jaman sekarang masih main salam-salaman, nggak penting, yang penting oleh-olehnya, empek-empek gitu loh!

Biografi ini bukan cerita tentang sejarah panjang keberhasilan Novi, tetapi cerita tentang masa sekolah.

Novi aktif di OSIS, karena pengurus OSIS makanya saat penerimaan murid baru Novi menjadi salah satu pembimbing kelas anak 83, satu kelas dibimbing oleh dua orang, lelaki dan perempuan. Novi bertugas sendirian sehingga terkadang memintaku untuk menemaninya karena kebetulan si rekan lelaki berhalangan sejak dari hari pertama hingga terakhir, Smandel gitu loh! Lelaki bisa berhalangan!

Acara masa perkenalan seperti yang sudah-sudah, bernyanyi bersama, mendengar ceramah, berburu tanda tangan dan yang paling menarik buat para senior mungkin, aku cuma bilang mungkin loh, surat cinta dari anak yang baru lulus esempe, dulu istilah ABG belum dikenal.

Aku kan sering mampir ke dalam kelas Novi, masa sih nggak dapat barang sepucuk surat cinta. 
“Novi, gue pingin ah dapet surat cinta dari kelas elo”.
“Ya udah, elo belagak marah abis gitu elo keluar”.

Selepas aku keluar kelas Novi menjelaskan kepada anak baru kalau aku tuh sebenarnya galak banget, makanya jangan sampai nggak dapat surat cinta, bisa ngamuk tambahnya.
“Ada nggak surat cinta yang belum tahu mau dikasihin ke siapa? Kalau ada yang belum dikasih nama tulis deh Kak Chormen yang tercinta, daripada dimarahin satu kelas”.

Aktingku cukup lumayan, nyatanya surat cinta untukku tidak hanya satu, kudapat dua. Tulisannya luar biasa yang bisa membuat gede rasa, tapi kok aku nggak kepingin tahu siapa pengirimnya. 
“Takut….? Takut sama perempuan ya?”, mungkin kamu menduga begitu.

Novi pastilah ingin tahu komentarku, kamu juga kan?, buktinya kamu masih baca tulisan ini.
“Gimana Men, surat cintanya udah dibaca?”
“Nov, surat cintanya bisa membuat hati berbunga-bunga”
”Iya punya gue juga, mesra banget ….! Anak sekarang emang genit-genit!”
“Mesra sih mesra …. tapi …..”
“Emang kenapa Men kok pake tapi-tapian segala!”
“Tapiiiii ….. surat cinta yang gue terima kok dari laki-laki semua??!!”



NoVi Irawati Haryokusumo 17 April at 05:38
ya ampyun Omen... Subuh2 aku dah ketawa2 baca ceritamu, untung suamiku hbs subuhan lgsg cabut nyangkul...
Kalau nggak, bisa2 aku dikira stress stlh terkapar kecapean malam td krn hrs ngajar tmn2 perhubungan seharian kmrn.
Kalau inget2 cerita jaman SMA dulu, rasanya kenangan2 lgsg deras mengalir..

Kapan2 janjian ketemuan yuk, sama Sunu, Prasetyo, Maul dll deh tmn2 angkatanmu.
Btw inget yg namanya Mega angkatanmu?

Makasih ya Men dah mengingat aku dgn 'kelucuanku'



Tidak ada komentar: