Jumat, 30 Mei 2008

the Batiks

Pertama kali gue ikut-ikutan rapat panitia Festival 8 hari Sabtu tanggal 16/02 di jl. Bangka, banyak yang dateng, masih rame masih pada semangat. Kalau nggak salah rapat panitia yang keempat.
Seorang alumni senior (banget), gimana nggak gue bilang senior (banget), lulusnya aja tahun 61, sang kakak bilang kalau saat acara jangan ada yang pake batik karena kesannya formal amat.
Obituari Danar berjudul Dikejar Macan Gunung tertulis pakem, “namanya anak-anak semakin dilarang semakin membangkang”.

 
Di acara donor darah, seminar pendidikan, bazar, pakem semakin dilarang semakin membangkang berlaku pula, justru banyak yang pake batik bahkan ada angkatan yang paling kompak, mereka berbatikan dengan celana jeans, keren banget. Sayangnya gue nggak sempet nanya angkatan berapa mereka.
Saat bercengkrama dengan the batiks, ada beberapa dialog sempat kucatat.
“Kok, elo nggak pake batik!”
“Ini batiknya” sambil memperlihatkan sejumput batik di polo shirtnya
“Curang batiknya cuma seemprit”
“Biar seemprit, tapi kan celana dalem gue batik juga!”
Terdengar jeritan histeris
“Sini ........... buruan buka ....... gue pingin lihat ..............”

Tidak ada komentar: