Minggu, 08 Oktober 2017

Member Gets Member, Nepal



Hapeku berdering dengan nama NinAd di layar kaca, aku sudah siap-siap bakalan diajak trekking kalau nama itu muncul, eng-ing-eng.
“Men, kita trekking ke Nepal yuk!, ada beberapa peserta open trip mengundurkan diri, biayanya 450 dolar, tapi aku hitung-hitung kalau bikin sendiri bisa 300 dolar udah makan, hotel, transport”, Nina memulai pembicaraan di telpon.
“Aku suka Nepal”, menimpali pembicaraannya dengan kegirangan.
“Kamu aja yang jadi leader-nya ya, kamu kan udah pernah ke Nepal”.
“Nina, aku bilang suka bukan pernah ke Nepal”.
“Kalau gitu aku buat itinerary terus kamu periksa dan tambahin ya sebelum kita tawarin ke temen-temen”.


Singkatnya itinerary sudah jadi, informasi dari youtube sudah banyak tinggal memecah celengan aja problemnya, karena celengannya dibeli aja belum.
Nina dengan pose favoritnya

Sebulan sudah berlalu sejak itinerary selesai, aku telpon Nina ah.
“Nina, pesertanya sudah berapa orang?”.
“Baru kita berdua Men”.
Kamipun tertawa berjamaah, entahlah siapa yang iman dan siapa menjadi makmumnya dalam tertawa berjamaah kali ini.


Dimulailah program Member Gets Member.
Judulnya cakep ya, Member Gets Member, padahal dalam bahasa apa adanya artinya, “Ngeracunin orang” alias “Nyari orang yang bisa dikibulin buat nemenin”.

Orang yang pertama bergabung Daset dan Yati, setelah itu menyusul Adip, sulungnya Nina, Aries, Cien dan anaknya Raihan, serta Rachma.

Aku ajak beberapa kawanku, banyak yang menolak karena satu alasan, jalan kaki, trekking kan harus jalan kaki.
“Om Omen boleh nggak aku dan Mpok Nur di hotel aja waktu kalian trekking?”, Endang Mariani Smandel 84 minta dispensasi.
“Men, gue udah bilang sama laki gue mau ikutan ke Nepal, eh, dia baca itinerary. Beneran mau ikutan katanya, ini kan jalan kaki. Beneran jalan kaki ya? Kalau gitu gue nggak ikutan deh!”, Kania dari Apadela, Smandel 1981. 
Arieswari


Lain halnya dengan Arieswari yang aku temukan di pinggiran. Walaupun pinggiran tapi bukan sembarang pinggiran. Di pinggirannya masjid Smandel, sekolah menengah atas terbaik di Indonesia, saat acara Buka Puasa Bersama Alumni Smandel, kebetulan yang menjadi tuan rumah angkatan 1986, tempatnya Aries bernaung.
“Aries ikutan ke Nepal yuk”, aku menebar racun, satu-satunya keahlianku.
“Berapaan bang kalau ke sana”, sang korban mulai terindikasi terkena racun.
“Total termasuk tiket di bawah sepuluh”.
“Kalau segitu kayaknya dikasih tuh, eh, bang Omen ke Nepalnya ke mana aja kayaknya aku pernah?”.
“Pokhara, Sarangkot, Nagarkot, Patan, Baktapur …”.
“Kok, aku belum pernah semua?, eh, aku belum pernah ke Nepal deng, yang udah ke Tibet. Bang Omen udah pernah ke Tibet?”.
“Pernah dong!”.
“Ke Tibetnya ke mana aja?”.
“Baru ke Tibet Timur Dalam sama ke Tibet Simatupang aja”.

Tidak ada komentar: