Aku dan beberapa kawan
sudah masuk ke dalam bus ketika Udeng, Winny, dan Iin tiba di Soto Kadipiro langsung
dari bandara. Kepalang tanggung mereka diberi kesempatan sarapan dulu.
Sementara Butet menelpon suaminya sambil dikomentari Jimbo dan kawan-kawan,
sampai-sampai suami Butet curiga jangan-jangan si handphone dipasangi speaker.
Bus cukup berbalik badan
dan berjalan sedikit sampai deh di SLB Negeri 1 Bantul tempat kami melakukan
bakti sosial. Kami dibagi 4 kelompok, aku kebagian yang lelakinya cuma sendiri, nggak
apa-apa yang penting photographernya ada 2.
Setelah berkeliling kami
berkumpul di aula SLB yang memiliki murid 312 anak untuk mendapatkan penjelasan
lebih lanjut dari pihak SLB sekaligus penyerahkan bantuan secara simbolis.
Pak Ugi mewakili kami
untuk memberikan sambutan, 36 kata pertama aku hafal di luar kepala, begini
beliau bilang, “Saya sebagai guru sangat bangga dengan apa yang dilakukan murid-murid
saya, alumni SMA Negeri Delapan angkatan Delapan Puluh Satu. Andai separuh saja
penduduk Indonesia seperti mereka tidak ada lagi kemelaratan dan kesengsaraan
di negeri ini”.
Coba deh kamu perhatikan
ucapan pak Ugi sekali lagi, pak Ugi cuma bangga dengan angkatan 81, ya kan?.
Bantuan yang kami sampaikan
nggak banyak ragamnya, sabun, pasta gigi, sikat gigi, bedak, sapu untuk anak
dan alat kebersihan lainnya, sederhana aja, karena target pendidikan di SLB juga
sederhana untuk ukuran manusia normal, mereka bisa mandiri melakukan pekerjaan sehari-hari
tidak tergantung orang lain, maklum mereka kan tuna netra, tuna daksa, tuna
tungu, dll.
Secara simbolis bantuan diserahkan
oleh Wenny, sedangkan bantuan berupa buku Anak Sejuta Bintang diberikan oleh
Fiera. Aku bilang waktu itu, “Dikasih penjelasan dong siapa pengarangnya?”.
Aku diminta Paketu
menjelaskan si pengarang yang bernama Akmal N Basral yang juga penulis buku
Presiden Prawiranegara, Naga Bonar Jadi 2, Ahmad Dahlan, dll. Hanya saja saat itu aku salah ucap bahwa sang penulis adalah alumni Smandel angkatan 87 seharusnya 86. Tapi
Akmal nggak bakalan tersinggung, itu berarti wajahnya lebih muda dari usianya.
Kalau foto di atas bukan
Fiera atau Wenny yang tengah menyerahkan sumbangan tetapi tampangku, itu yang namanya hak prerogative pemilik
blog.
Mungkin kamu bertanya mengapa SLB Negeri 1
Bantul yang menjadi tujuan baksos?. Jawabannya sederhana, karena panitia sudah tidak tahan dengan
kelakuan angkatan 81 yang nggak tahu malu apalagi urusan
potret memotret. Kebetulan SLB Negeri 1 Bantul ingin membuka jurusan yang cocok
dengan mereka.
“Jurusan apa ya panitia?”.
“Jurusan Tuna Malu”,
katanya.
Hendra Gunawan Marsilan
Makin demen aje gw baca tulisan om Omen nih.....Lanjut bro....selipin dikit donk kisah om bewok jatuh duduk keluar dari kamar mandi , khan fotonye ada tuh , pasti deh dgn bahasa the O yg segar makin okey tuh foto berbicara.....hi...hi...hi.... piss ah om Ndi....
Hendra Gunawan Marsilan
Makin demen aje gw baca tulisan om Omen nih.....Lanjut bro....selipin dikit donk kisah om bewok jatuh duduk keluar dari kamar mandi , khan fotonye ada tuh , pasti deh dgn bahasa the O yg segar makin okey tuh foto berbicara.....hi...hi...hi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar