Selembar kertas berukuran A2
dicetak bolak-balik full-color isinya informatif, ada jadual acara dan
penjelasannya, keterangan singkat mengenai lokasi, perlengkapan trekking
ke air terjun, informasi SD yang akan memperoleh bantuan sosial, serta
susunan panitia Family Camp diberikan ke semua peserta, bentuk dan
rupanya keren banget, mengundang decak kagum istriku ketika melihatnya
di rumah.
Aku
masih di bale pendaftaran ketika memperhatikan cetakan tersebut
sementara Lia ’91 menerima pendaftaran Obert dan Entik ’88, keterangan
yang diberikan Lia detil banget sedangkan Obert sih setuju aja.
Samar-samar
terdengar penjelasan mengenai astronomi, rasa ingin tahu membawa kakiku
menaiki tangga semen menuju pelataran tenda angkatan 83, naik satu
tangga tempat mangkal tenda terbanyak maklum areanya paling luas, naik
satu tangga lagi baru deh dijumpai pusat acara.
Pemerhati
astonomi tidak hanya anak-anak, orang tua juga ikutan, maksudku Acing
’76, yang lainnya sih orang muda. Penjelasannya bagus banget karena
dibawakan oleh kawan dari observatorium Bosscha dengan mengunakan
lap-top dan in-focus. Katanya galaksi yang terdekat namanya Andromeda
yang terdiri dari 6 milyar benda langit, selain itu kawan dari Bosscha
menjelaskan mengenai benda langit yang dapat dilihat malam ini salah
satunya sabuk Orion.
Berhubung
cuaca berawan kawan dari Bosscha yang aku lupa namanya mengajak
anak-anak untuk segera melihat bintang dengan teropong yang berlokasi di
pelataran tenda angkatan 87. Aku turut mengajak mereka, “Ayo, masa
sudah datang jauh-jauh nggak ngeliat teropong!”.
“Ha
ha ha bukannya sudah jauh-jauh nggak ngeliat bintang eh sudah jauh-jauh
nggak ngeliat teropong, ada-ada aja! Paling nggak sudah dapet satu
judul tuh untuk cerita”, kata salah satu dari 3 orang terganteng di
Smandel seperti yang tertulis di milis Expa.
“Elo bikin cerita dong Mal”.
“Elo
aja! Kalau elo yang bikin ceritanya lebih seru”, kilah pujangga besar
Smandel Akmal ’86, penulis yang akan menerbitkan novel sejarah Presiden
Prawiranegara.
Sudah
disiapkan 2 buah teropong persis dekat tenda Neni ‘87, yang berdiameter
kecil ini harganya 1,4 juta yang besar 2 juta, “Jangan beli di
supermarket atau toko buku nanti kecewa, coba cari di toko kamera”, kata
mahasiswi astronomi ITB.
Bergiliran kami mengamati bintang-bintang sebelum semuanya tertutup awan.
Namanya pembawaan orang tua, Acing protes, “Men, emang dia udah ngitung jumlah bintang di Andromeda 6 milyar?”.
“Gue udah itung Cing jumlahnya ... 6 milyar 8.037”.
“Tumben! Biasanya elo bilang 6 milyar sembilan belas delapan satu, ada 1981nya deh pokoknya!”, Titi ’80 ikut-ikutan.
Setelah aku perhatikan dan hitung ulang rasanya Titi yang benar, yaitu jumlah bintang di Andromeda 6 milyar 1981.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar