Di area parkir Bale
Bengong aku sempat bimbang, pakai sepatu apa sandal enaknya?. Soalnya yang
namanya bale kan pastinya lesehan, kalau pakai sepatu sudah ketahuan repotnya,
apalagi buat aku yang nggak bisa diam. Cap, cip, cup, …… pakai sepatu,
untungnya acaranya bukan lesehan.
Di depan lokasi reuni
tahunan angkatanku yang diberi judul Halal Bi Halal aku disambut Akbar, Beton,
Tatik, dan Andi. Si Akbar pakai sandal karena dia memang sudah lama nggak punya
sepatu, sedangkan Andi langsung buka mulut, “Men, nanti nama gue dimasukin ya
lagi ke dalam blog!”.
“Waduh gimana ya? Masukin
nggak ya?”.
Nggak bakalan, aku nggak
bakalan memasukan nama Andi lagi ke dalam blog.
“Lah, tadi yang barusan elu tulis apa!”.
Jam sebelas masih sepi,
aku agak persimis akan bayak yang datang sebab acara ini bisa direken dadakan,
cuma seminggu dan pakai acara voting di Bogor apa di Jakarta, apalagi banyak
yang mengurus sekolah anak, menjadi panitia kawinan, dan ada juga yang ngawinin anaknya, maklum lagi
musim kawin. Lagian sudah ada 16 orang rekan yang tidak bisa ikut lagi secara permanen,
seperti yang disebutkan oleh ustad Rory dalam acara pembacaan doa, namun kami
semua yakin jiwa mereka selalu hadir dalam kebersamaan kami.
Jumlah pesertanya 70
orang, not bad lah buat acara yang
dikemas sederhana tapi manis. Sederhana karena memang tempatnya sederhana,
manisnya? Ehem …, karena akunya yang manis. Itulah enaknya punya blog sendiri,
bisa ngaku-ngaku sesuka hati.
Ada acara yang tidak
pernah ketinggalan yaitu berfoto-ria, berhubung Arief belum datang difoto
dengan kamera gurem juga nggak apa-apa, kalau Arief sudah datang yang punya
kamera gurem boleh pulang.
Gayanya macam-macam, waktu
aku bilang, “Yuk, fotonya sambil megang kerupuk”, eh ada yang lari-lari untuk
difoto sambil megang kerupuk, emangnya kalau kita difoto megang kerupuk jadi tambah
gaya?, nggak juga!.
Rosana merasa bersalah
karena kerupuknya yang paling kecil, “Eh, kerupuk gue yang paling kecil”. Jadi
ketahuan deh siapa yang paling rakus di antara kita.
Dress codenya warna
pelangi, tapi kok ada banyak yang pakai warna merah muda alias merah jambu, dulu sih namanya merah
jambon, sekarang pink, emang pelangi ada yang warnanya merah muda?, Jimbo salah
satunya.
“Jimbo, emang ada pelangi
yang warnanya merah muda?”.
“Eh, ada lagi!”, Jimbo
menjawab secara yakin gola-gokin, aku heran kok bisa ya lulus dari Smandel.
Bukannya warna pelangi
me-ji-ku-hi-bi-ni-u. Nah, kalau ada yang
memakai warna hitam mungkin karena mengartikan hi dari hitam, ada juga yang
warnanya bermacam-macam mungkin mengartikan hi dari hiruk-pikuk atau hingar-bingar..
Dulu waktu SD warna
pelangi hanya ada tiga, merah, kuning, hijau dilangit yang biru. Aku sendiri
nggak tanggung-tanggung pakai atasan hijau, jam tangan kuning, celana jeans
biru, sedangkan warna merah sengaja aku pakai di bagian yang tersembunyi. Tahukah kamu di mana bagian itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar