Salam kompak, salam sejahtera
Hening hati buka hening kita
Disini hanya ada keceriaan
Yang kita bawa bersama
Dalam pertemuan kali ini
Dan kita ingat kembali kenangan manis di 2 IPA 8
Kenakalan dalam kelas
Kekompakan dari hati ke hati
O, so sweet ….
Rangkaian kata nan puitis
dia atas aku ambil dari undangan Reuni tahun 1982. Awalnya undangan tersebut aku
ketik, sebelum di-fotocopy dilihat oleh Erico. Pembuat lambang Apadela yang bernama lengkap Erico Hutabarat, pangilannya keong soalnya kalau naik gunung jalannya
lelet banget, lemot bahasa anak sekarang.
Undangan tadi Erico salin dengan tulisan tangan, alasannya, Apadela kan anak gunung, makan nggak pakai piring, minum nggak pakai gelas, masa sih undangan pakai mesin tik dan satu lagi kebiasaan anak Apadela kalau ulangan nggak pakai mikir.
Undangan tadi Erico salin dengan tulisan tangan, alasannya, Apadela kan anak gunung, makan nggak pakai piring, minum nggak pakai gelas, masa sih undangan pakai mesin tik dan satu lagi kebiasaan anak Apadela kalau ulangan nggak pakai mikir.
Setelah di-copy baru kami
ingat kok nggak pakai Temu Jidad seperti biasanya, sudah terlanjur, fotocopy
mahal untuk ukuran kami waktu itu. Kenapa namanya Temu Jidad, soalnya pada
tahun itu sangat populer istilah Temu Muka, Temu Kangen, Temu Artis, pokoknya
pakai Temu-Temuan segala, jamu aja pakai istilah Temu Lawak. Temu Jidad pakai
huruf de biar lebih medok, artinya kalau kami ketemu salamnya dengan mengadu
jidad. Apadela banget!.
Itu terakhir kali aku
melihat Erico karena saat reuni dia berhalangan datang, nah lewat blog ini kami
minta bantu kamu semuanya mencari Erico, orangnya ganteng, kan mana ada anak
Smandel yang nggak ganteng.
Temu Jidad kali ini sudah
banyak diantara kami yang meninggalkan dunia hitam, tetapi soal kampungan masih
seperti dulu.
Sebelum Trimar Café dibuka
sesuai jadual, jam 5 sore, beberapa Apadelaers sudah datang, sudah mengadu
jidad. Ada beberapa orang yang kulihat jidadnya berwarna hitam, mungkin terlalu
keras mengadu jidadnya.
Nggak semua hadirin dan
hadirat anak Apadela, 2 IPA 8, kelas terkompak dan terbaik Smandel sepanjang
masa, ada Yani yang minta disebut namanya di blog, ada Iin, ada yang cukup
ekstrim Andy, “Pokoknya setiap acara Apadela gue ikutan”. Kami nggak keberatan.
Sama seperti naik gunung tempo dulu, banyak anak kelas lain yang ikutan,
spleteran istilahnya.
Banyak yang tidak saling
ingat, Ade (Sri Emilza) dan Eny (Nuraeni Kusuma Wardhani) contohnya, setelah cukup lama baru deh Ade bilang, “Eh,
ternyata Eni temen sebangku aku dulu!”. Itulah gunanya Temu Jidad.
Ada yang ketika datang
bergabung berbunyi nguik, pergi juga nguik. Setelah si nguik menghilang,
kawan-kawan pada bilang, “Men, tadi siapa? Gue kok nggak inget!”.
Boro-boro ingat, mereka
kenal juga nggak, soalnya Amir nguik Waluyo bukan Smandel 81 tetapi angkatan 90. Pantesan aja!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar