Sabtu, 09 Januari 2016

Rusuh di Kolam Air Panas Gunung Pancar



Acara Ilalang Smandel, Ikatan Alumni Petualang SMAN Delapan Jakarta, selanjutnya setelah menunaikan shalat Zhuhur adalah berendam di air panas gunung Pancar. Ternyata lokasi berendamnya ada di beberapa tempat.



Buat yang kami yang terkena jebakan Betmen mulai hati-hati jangan-jangan acara berikutnya ada jebakan Robin, hiks. Korban jebakan Betmen ada yang pasrah, ada juga yang ngomel-ngomel, untung nggak ada yang bawa lakban, bisa-bisa diplester itu mulut.

Dari parkiran mobil kami harus berjalan lebih kurang 600 meter, padahal di papan petunjuk tertulis 100 meter, “Nolnya ilang satu”, kata Oemi istri kang Dani 1980.

Kami melewati sebuah warung yang menjual duren seharga 35 ribu per buah, mantap nih pulang berendam makan duren, “Nanti ya”, kata Basith ke penjual durian. Eh, ternyata pulangnya nggak lewat jalan yang tadi, jadi lupa deh acara makan durennya. Atau sengaja dilupa-lupain.

Menyusuri persawahan yang indah bagaikan di Ubud, sampai deh di pemandian yang menyewakan 2 buah kolam air hangat bermineral.

 
"Awalnya anteng, langsung deh rusuh dimulai", Riry 1983
Aku teringat pesan istriku, “Nanti berendamnya jangan nyampur ya”, dengan nada canda.
Aku menjawabnya begini, “Ya nggak lah, kan kolamnya nggak cuma satu. Jadi aku nyampur dengan perempuan, kolam yang lain lakinya nyampur dengan perempuan yang lain juga”.

Ternyata dari 2 buah kolam itu yang terpakai hanya 1 soalnya, salah satu kolam airnya panas banget, terlalu panas untuk berendam, bahkan menyelupkan kaki aja pakai mikir-mikir.

Jangan berpikiran yang nggak-nggak kalau kami berendam bersama dalam satu kolam, semua berpakaian lengkap, kalaupun ada yang memakai bikini percuma juga, ya kan?.

Waduh, acara berendamnya sopan banget, yang dicelupin hanya ujung kakinya, mustinya kan yang namanya berendam dari ujung rambut ke ujung kaki, itu juga kalau punya rambut dan punya kaki, ya nggak?.



Berhubung Ninam bawel banget, yang bawelnya bawaan lahir, aku siram aja dia, eh aku balas di sirim dari segala penjuru dan kerusuhanpun terjadi, semuanya basah dan semuanya ngakak, seru banget. Jadi kasihan dengan yang nggak ikut.

Jadi nggak rugi nih bayarnya. Bayarnya 20 ribu per orang, sehabis berendam segar banget, pegal-pegal hilang.

Aku punya alasan mengapa mereka harus disiram, masa bayar mahal-mahal yang direndam unjung kaki doang. Kalau cuma ujung kaki ongkosnya ditawar 5 ribu juga bisa.

"Kesannya ini tim yang sampai puncak gn. Pancar, hiks", Indil 1994

Tidak ada komentar: