![]() |
|
Dari markas
CIFOR kami menuju penangkaran rusa, nama latinnya Cervus timorensis. Aku hafal
nama latin beberapa hewan soalnya dulu waktu SMA karya tulisku tentang Taman
Nasional Ujung Kulon, mau nggak mau harus menghafalkan nama latin penghuni asli
Ujung Kulon sebelum dites oleh guru pembimbing, pak Dasril kalau nggak salah.
Sehabis
memberi makan rusa dengan wortel yang harganya seribu satu ikat, isinya 3 biji
kecil-kecil segede jari, kami menuju ke Taiwan Technical Mission Agribusiness
Development Centre, sebuah institusi yang bekerja sama dengan IPB.
Di Taiwan
TMADC kamu bisa melihat green house yang isinya berbagai macam bibit, tanaman
sayuran dan buah buahan, ada juga tambak ikan, macam-macam deh.
Nah, yang
ikutan kan banyak yang lulusan IPB, sekalian aja kita tes mereka lulus betulan
nggak sih?. Azis sempat aku tanya tapi nggak tahu nama tanaman yang aku maksud,
tapi dia punya jurus berkelit, alibinya, “Gue di IPB ngambil jurusan perikanan
jadi nggak tahu soal taneman, lagian juga gue bukan dari IPB, Institut
pertanian Bogor, tapi dari IPB, Institut Pesantren Bogor”. Ada-ada aja!.
Anak 74,
cieh kita menyebutnya anak 74 walaupun Pamela pada tahun itu baru aja lahir, mulai
mengeluarkan jurus lawaknya yang dimotori oleh bang Husni. Lucu banget!, nanti
ada sebagian deh aku keluarin, kosa katanya 70an banget. Mas Endang bilang,
lawakan bang Husni disimpan dari tahun 1974, dan baru dikeluari sekarang.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-YQXEKRCumEdoeo6G4qsjzVZVTJhbr03ycD3-Je1aw-GTgse1iIYfuP2c4eqA3olSgLOzwzCE5vD0yCJSPLtx10WPUS-70k12rt4mvf2s_yd1XHSZeNRD_VbBGRbALdtNitJ6cGOUOZ4/s1600/Taiwan+Jatuh+Indah.jpg)
Puas
melihat-lihat kebun kami menuju tempat penjualan sayur dan buah. Aku membeli 2
jenis jambu, mutiara dan kristal, harganya hampir separuh dari hari
supermarket. Ada pepaya bulat seperti bola, berukuran bola sepak sayangnya
tinggal satu, dibeli oleh Pamela untuk dimakan bersama, enak banget!.
Urusan sayur
aku membeli buncis Perancis, mungkin karena bentuknya langsing. Aku jadi ingat
kawanku orang Belanda yang bilang french fries itu karena bentuknya seperti
orang Perancis yang langsing-langsing, kalau gendut disebutnya Dutch fries.
Orang Belanda jangan marah ya!, yang bilang orang Belanda sendiri loh.
Aku suka
masak buncis langsing ini, soalnya anakku yang kurang doyan sayuan jadi suka.
Masaknya aku campur dengan daging giling terus dikasih bumbu lada hitam. Enak
banget!.
Berhubung
banyak yang membeli bunga pepaya aku ikutan latah membeli, padahal nggak tahu
cara masaknya bagaimana?. Beli dulu, mikir belakangan. Nggak usah khawatir kan ada
Profesor Google yang bantu mikirin.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmpWaIAIZfOQtfYIQBUcggPOdVLFJ64jZz7e5zO5dTDhD1MVOeAGBq9s1lixg4xRq1cLasgH4ZQ39rWEp553uW8DpLe3asCOmdw7nlCBquBGm42KkU2G-B9KTvzCtXwJO_Lm55lLUTaK4/s1600/Memetik+buah.jpg)
Sudah puas?, dari Taiwan kami kembali ke rumah Pamela
untuk shalat dan makan siang. Banyak yang berganti pakaian, malahan Nina pakai
acara mandi, bisa jadi mandi wajib. Nina agak kerepotan untuk mengunci kamar
mandi di lantai dasar, pasalnya pintu kamar mandinya sepasang, terkadang kalau
terdorong dari luar bisa terbuka dengan mudah.
Nina berpesan kepada sesama perempuan yang duduk di
sekitar kamar mandi, “Tolong jagain ya, takut ada orang yang nggak tahu ada
orang lagi mandi di dalam, entar main masuk aja!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar