Cerita purba kala masih
merebak, seru juga mendengarnya apalagi sambil menyeruput minuman coklat hangat
di Ngopi Doeloe, tempat nongrongnya jiwa muda di Bandung.
Minuman yang aku pilih pas
banget dengan udara Bandung yang semakin sore semakin dingin, sakin asyiknya
nggak terasa mataharipun tenggelam.
Aku sudah berganti baju
dengan kemeja lengan panjang berwarna hijau cilong yang baru aku beli di salah
satu FO, label harganya juga baru aku copot. Sesuai dengan dress code kali ini,
pakaian warna cerah, cocok banget dengan suasana hati Apadelaers yang tanpa
henti tertawa, bahkan cerita sedihpun disambut dengan tawa. Dasar 2 IPA 8!.
Aku lebih suka memilih
tupai yang pandai melompat dibandingkan dengan bajing untuk cerita kali ini,
soalnya kalau bajing diberi akhiran –an menjadi bajingan, kalau tupai jadinya
tupaian, walau aku sendiri nggak tahu artinya apa?.
Untuk memudahkan mencerna
kisah ini, aku pinjam foto sekolah bikinan angkatan 85 yang aku comot tanpa izin dari
grup FB. Nah, kelasku di bagian kiri foto di deretan kelas yang menghadap ke
belakang. Kelasku berseberangan dengan gedung untuk laboratorium di
bagian bawah dan aula di bagian atasnya.
Aula tempat yang biasa
kita pakai untuk olah raga senam dan shalat Jumat kalau hari Jumat. Itu mah nggak usah dikasih tahu, semua orang
juga paham shalat Jumat yang hari Jumat!.
Sekarang giliran 2 IPA 8
mendapatkan jatah pelajaran olah raga, senam lantai di aula. Perempuan pada
mengganti pakaian dimana ya? Aku lupa, abis nggak pernah ngintip sih!. Pejantan
pada ganti pakaian di kelas. Semua sudah keluar kelas untuk menuju aula,
kecuali tupai Apadela, Azwardi, Budi, Bajaj dan pengikutnya.
“Elo pada nggak ke aula?”,
aku merasa heran mereka masih asyik ngobrol di kelas.
“Elo duluan aja, entar
juga nyampenya duluan kita!”, jawab salah orang dari mereka.
Apadelaers
— with Kania Nursanti, Ahmad Himawan, Pipin Amarawati and 29 others.
|
Aku keluar kelas, menuruni
tangga, ke taman belakang, naik tangga, sampailah di aula. Busyet deh! Ternyata
kunyuk-kunyuk tadi, eh tupai-tupai sudah sampai di aula. Kok bisa ya? Perasaan
pak Sachroni si wali kelas nggak pernah ngajarin ilmu sihir deh!.
Selesai senam, kami
berganti pakaian, aku ditahan para tupai tadi, “Men, di sini aja dulu, biarin
aja mereka duluan, entar juga nyampenya duluan kita! Katanya elo pingin tahu gimana
caranya biar nyampe duluan”. Setelah sepi barulah mereka beraksi, satu persatu
mereka melompat dari aula ke balkon gedung. Alamak mereka lompat dari gedung ke
gedung. Di zaman sekarang lompat-lompatan tadi menjadi olah raga ekstrim, Parkour
namanya.
“Men, sekarang giliran
elo!, ayo katanya elo laki-laki! Katanya elo anak Apadela!”.
Daripada pulang harus
memakai rok dan dicoret dari Apadela, akupun melompat dan …….. nyaris jatuh,
mereka malah tertawa, “Jangan gitu! Elo abis lompat langsung pegang ini. Jangan
takut-takut, jatoh juga ke bawah. Lain kali elo lompatnya yang tenang !”.
“WHAAATTTT ….!!!!, LAIN
KALIIIIIII …..!!!”. Sekali aja aku rasanya udah mau mampus.
Nah, pribahasa kan
berbunyi sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sekarang kamu
pada berdoa deh, kalaupun ada tupai yang jatuh, paling nggak lukanya nggak
parah!.
Menurut cerita mereka Iwan
si ketua kelas jatuh dari lantai 2 saat nonton class meeting. Aku nggak menelan
mentah-mentah cerita itu, masa sih Iwan bego banget sampai jatuh 2 kali dari
lantai 2. Makanya aku konfirmasi lewat milis dan jawabannya adalah …...
Itu fitnah Men, pepatah bilang "jangan terperosok
pada lubang yang sama" jadi gw ngk pernah jatuh dari lantai yang sama he
he he kecuali dari motor, iye 2 kali.
11:06 AM (11 hours ago)
|
Membaca tulisan bapak satu ini, senang
banget, ingatan jadi ikutan ke masa SMA dulu (boleh kan ikutan baca..he..he..he..)… sampai
kadang ketawa sendiri, ikutan terharu… , apalagi kalau kisah guru-guru
dulu… wah…. nggak tahu deh ..rasanya jadi ikut kebawa ke masa
lampau ..he..he..he.. padahal aku kan
cuma ade kelas yaaa…. kalau lihat foto2nya nggak ngenalin deh teman2nya
beliau ini, kecuali itu ada aku lihat foto Heppy Indrayati… nah itu boss
di kantorku tuch….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar