Apadelaers tiba di Sierra
pukul 19, langsung menuju tempat yang kami pesan seminggu sebelumnya, letaknya
di teras bukan di balkon walaupun cuaca malam ini cerah sekali. Kami dipilihkan
di teras mungkin karena usia kami sudah separuh abad, kalau di balkon terlalu
dingin dan berangin, sampai di rumah harus kerokan.
2 tahun lalu kami ke sini
bersama Smandelers 81, tata interiornya kini sedikit berbeda, live music
sedikit lebih lengkap, penyanyinya juga lebih cantik, mungkin mereka antusias menyambut
Nursyamsi yang genit.
Steak ala Sierra menjadi
pesanan yang dominan, aku katakan kepada waiter, “Mas, saya well-done ya!”.
Willem yang duduk
disampingku berpesan kepada si waiter yang sama, “Mas, kalau dia well-done,
kalau saya Wellem”. Apadela banget!.
WWW: Well-done, Wellem, Widjarko |
Bajaj datang dengan
istrinya yang membawa cem-ceman, kini cerita dan dosa lama semakin terkuak.
Bolbar dijalani setelah
kami selesai menyaksikan pertunjukan di
planetarium untuk lebih memperdalam pegetahuan kami tentang Geografi, kami
semua nggak kembali ke sekolah, kalau tujuannya ke rumah Zanuba di Setiabudi
itu atas saran Bajaj yang lagi naksir Zanuba.
Pulang dari rumah Zanuba
banyak yang nyasar soalnya pengetahuan Geografi kami cuma sebatas Bukitduri,
dikasih jauhan dikit pada nyasar deh.
Willem Teddy Usmany Ibu2 dibawa komando Oom Omen14 March at 10:30 · |
Ada juga yang nggak
membolos ke rumah Zanuba, Purnomo namanya, dia bolos untuk menjaga toko kecil
di rumahnya. Sayangnya sebelum pulang mampir dulu ke perpustakaan dan kepergok
Mak Uwok yang mengajar kelas kami hari itu, jadilah Purnomo berduaan dengan Mak
uwok di kelas. Mak Uwok pasti marah besar dilecehkan seperti itu dan mengadukan
hal ini kepada bapak Sachroni, wali kelas kami.
Keesokan hari kami tidak
boleh istirahat pertama karena wali kelas ingin bicara. Kini pak Sachroni
sudah di hadapan. Setelah membalas ucapan selamat pagi, beliau langsung memuntahkan
amunisinya. Kalau kamu berpikir pak Sachroni marah kepada kami, kamu salah
besar!. Beliau marah kepada Purnomo yang dikira tidak membolos. Hah ....??? Pada mangap deh ...!!!
Kami semua mati-matian
menjelaskan kejadiannya, bahwa Purnomo juga membolos hanya nasib sial yang
membuat dia kepergok Mak Uwok, eh kami nggak mungkin bilang Mak Uwok deng, kami
bilangnya ibu Anifah.
Wali kelas sungguh bangga
kepada kami, 2 IPA 8, Apadela yang kompak dan berpesan agar kami selalu tetap
kompak termasuk dalam hal membolos. Pesan itu bukan berarti bolbar lagi di
kemudian hari. Terima kasih pesannya pak Sachroni, yang membuat kami ,
Apadelaers, tetap kompak hingga kini.
Jujur aja waktu itu aku
takut banget kalau pak Sachroni mencari siapa diantara kami yang harus bertanggung-jawab.
Kalau yang paling gede, aku yang kena. Kalau yang paling putih, aku juga yang
kena. Kalau yang paling ganteng, sialnya itu juga lagi-lagi aku yang kena.
1 comments:
- Men, " Bolbar " apa artinya, bahasa Indonesia nih ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar