Sabtu, 14 Januari 2017

Itinerary: Tumbuhan Bersinar Nyata Ada



Waktu menyaksikan film Avatar di layar lebar, ada seciprat pertanyaan, “Emang tumbuhan bersinar ada? Ngayal banget nih film”. Kalau binatang bersinar aku pernah lihat walaupun cuma satu jenis, apalagi kalau bukan kunang-kunang.

Di Cikaniki  Research Station kami ber-mannequin challenge, daripada bengong. Mau ke air terjun Cimacan yang berjarak hanya 200 meter sudah menjelang magrib, nggak bisa didokumentasikan, lagian sudah pernah melihat air terjun di Ciletuh Geopark nan cantik-cantik sih. Sombong!.


Selesai pak Asep dan Syaiful menunaikan shalat magrib kami kembali menuju Cikaniki Canopy Trail, kata mereka tempat berkumpulnya jamur bersinar. Pak Asep meminta kami mematikan senter, apa yang bakalan terjadi?.

Masyaallah, kami menyaksikan ribuan bintang berwarna hijau, bukan di langit yang tinggi melainkan di ranting pepohonan, termasuk ranting yang berguguran di atas tanah lembab hutan primer Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Cantik banget!.

Kawanan jamur bersinar ini bentuknya kecil mungil, kamu perlu kamera yang peka dan lensa macro untuk mengabadikannya, untungnya aku membawa kamera yang nggak kalah mungilnya dengan si jamur namun peka cahaya. Kamu bisa saksikan di video clip di bawah ini.

Jamur jenis ini hanya ada di 7 lokasi Taman Nasional, salah satunya ya di Taman Nasioanal Gunung Halimun Salak, sisanya kamu tanya aja mbah Google.


Sayang di sayang canopy trail mangkrak perlu perbaikan, rencananya tahun depan, 2018, akan dilakukan perbaikan. Kalau melihat dari atas suasananya pasti lebih indah, so pasti!.

Oh, iya aku kasih tahu ya nggak semua orang beruntung seperti kami, Rosana, anak Smandel 81, misalnya, zaman mahasiswa ke Halimun nggak melihat owa Jawa, surili, apalagi jamur bersinar. Jujur aku sempat persimis, 35 tahun lalu aja nggak melihat apalagi sekarang. Usut punya usut rupanya salah jalur, bukan jalur peneliti sih!.

2 pohon Rasamala, gerbang menuju dunia lain

Tadi sore di dekat sini, kami sempat berfoto-ria di antara 2 pohon Rasamala besar seolah menjadi pintu gerbang memasuki gunung Halimun, begitu besarnya Rasamala sehingga Tini ingin memeluk salah satu dari mereka, tiba-tiba Riry melarang.
“Jangan dipeluk!”.
“Emang kenapa?”, Tini penasaram.
“Jangan dipeluk aja!”, Riry menegaskan, tanpa memberikan penjelasan.
Belakangan dari whatsapps grup Aji bilang bahwa, istrinya merasakan dan anaknya melihat sesuatu. Hi, seyem, untung tahunya sudah sampai rumah.

Buat kamu yang sering berpetualang, aku kasih tahu nih, “Jangan kencing sembarangan”, siapa tahu pohon atau batu yang kamu kencingi ada penghuninya. Jangan sampai penghuninya marah, apalagi balas ngencingin.



Nina Adriani:
Men....beribu ribu nih glowing mushroom nya ๐Ÿ˜๐Ÿ˜
Tapi lucu tuh tulisannya ๐Ÿ‘

Tidak ada komentar: