Hari ini kegiatanku agak
lain, mau belajar masak nasi kebuli kambing dan nggak tanggung-tanggung memasak
bersama rombongan Robin Hood.
Sudah pasti seru dong!,
kan kamu tahu sendiri Robin Hood markasnya di Inggris sementara nasi kebuli tuh
maskas besarnya di Timur Tengah.
Baiklah aku mulai
ceritanya.
Pagi ini belum lagi jam 7
aku sudah beranjak dari rumah dengan membawa satu set pisau Ikea dan apron
Elle, niat banget!, janjian jam 7 dengan Susi 83, yang datang telat, di Ace Hardware
Bekasi Barat, lantas menuju peristirahatan tol Cibubur tempat janjian dengan
Kathy 83 yang mau konvoi.
Mengapa kok sebegitu pagi,
karena acara memasaknya dimulai jam 8, dan sampai di Bogor ternyata belum ada
yang datang saudara-saudara. Oke deh, sebagai hiburan acara pertama melihat
seluruh pelosok rumah Pamela yang keren banget. Untung anjingnya sudah
diungsikan!.
Mereka yang terlambat
alasannya beragam, semuanya pinter ngeles. Maklum mereka semua sudah menjadi
anggota geng Robin Hood yang pinter ngeles.
Jam 10 pengajar yang
diimport langsung dari Timur Tengah, kak Njah, datang. Buru-buru kak Njah
memakai apron yang disediakan nyonya rumah, setelah sekian lama dan ada yang
memberi tahu buru-buru dilepasnya apron itu karena nggak sesuai dengan jilbab yang
dikenakannya, sebab apron tersebut bergambar badan lelaki telanjang lengkap
dengan perniknya. Maaf fotonya tidak boleh ditampilkan!.
Mendekati pukul sebelas
barulah pelajaran dimulai, Kak Njah menjelaskan bahan-bahannya satu persatu,
kebanyakan rempah-rempah Timur Tengah sampai akhirnya si juru masak menyalakan
kompor, artinya baru 3 jam lagi si nasi kebuli bisa dinikmati.
Namun 15 menit kemudian
kami bersama-sama menikmati nasi kebuli kambing, bukan karena sulap, juga bukan
karena sihir, bukan pula karena Pamela punya kompor ajaib yang bisa memasak
nasi kebuli dalam waktu 15 menit, melainkan karena panitia sudah menyiapkan 30
porsi nasi kebuli siap saji. Asyiiiiikkkk …..!!!.
Paling menarik dalam acara
ini saat memotong bawang Bombay, maklum kerena terlalu meresapi perannya
sebagai pemotong bawang sampai-sampai beberapa kawan menangis Bombay. Ngaku deh
Pamela dan Shinta!.
Aku juga ikut memotong si
bawang tapi nggak sampai menangis Bombay. Riri memberi arahan, “Men, bawangnya
dibelah dua, abis gitu diiris panjang-panjang …., eh jangan ketipisan ..!!,
tebelan dikit!!, Nah, segitu ….”. Setelah selesai si bawang Bombay iris aku
kumpulkan.
Kak Njah memperagakan
mengiris si bawang, pertama bawang dipotong menjadi 2, diiris memanjang,
diputar 90 derajat, diiris lagi menjadi potongan kecil-kecil.
1 komentar:
Hiihihii..iya deh ngaku aku nangisnya sampai bercucuran..dan langsung diseka sama Om Ian dengan lemah lembut..
Maklum biasa kerja di meja dapur sambil berdiri, jadi pas duduk di meja makan kok jarak mata ke bawang deket banget...nangiiss deeh
*yg ini bukan ngeles spt bos Robin Hood lhoo heheehe
Posting Komentar