Sabtu, 07 Februari 2015

Diajak Robin Hood Masak Kebuli



Hari ini kegiatanku agak lain, mau belajar masak nasi kebuli kambing dan nggak tanggung-tanggung memasak bersama rombongan Robin Hood.


Sudah pasti seru dong!, kan kamu tahu sendiri Robin Hood markasnya di Inggris sementara nasi kebuli tuh maskas besarnya di Timur Tengah.

Baiklah aku mulai ceritanya.

Pagi ini belum lagi jam 7 aku sudah beranjak dari rumah dengan membawa satu set pisau Ikea dan apron Elle, niat banget!, janjian jam 7 dengan Susi 83, yang datang telat, di Ace Hardware Bekasi Barat, lantas menuju peristirahatan tol Cibubur tempat janjian dengan Kathy 83 yang mau konvoi.

Mengapa kok sebegitu pagi, karena acara memasaknya dimulai jam 8, dan sampai di Bogor ternyata belum ada yang datang saudara-saudara. Oke deh, sebagai hiburan acara pertama melihat seluruh pelosok rumah Pamela yang keren banget. Untung anjingnya sudah diungsikan!.
  
Mereka yang terlambat alasannya beragam, semuanya pinter ngeles. Maklum mereka semua sudah menjadi anggota geng Robin Hood yang pinter ngeles.

Jam 10 pengajar yang diimport langsung dari Timur Tengah, kak Njah, datang. Buru-buru kak Njah memakai apron yang disediakan nyonya rumah, setelah sekian lama dan ada yang memberi tahu buru-buru dilepasnya apron itu karena nggak sesuai dengan jilbab yang dikenakannya, sebab apron tersebut bergambar badan lelaki telanjang lengkap dengan perniknya. Maaf fotonya tidak boleh ditampilkan!.


Mendekati pukul sebelas barulah pelajaran dimulai, Kak Njah menjelaskan bahan-bahannya satu persatu, kebanyakan rempah-rempah Timur Tengah sampai akhirnya si juru masak menyalakan kompor, artinya baru 3 jam lagi si nasi kebuli bisa dinikmati.

Namun 15 menit kemudian kami bersama-sama menikmati nasi kebuli kambing, bukan karena sulap, juga bukan karena sihir, bukan pula karena Pamela punya kompor ajaib yang bisa memasak nasi kebuli dalam waktu 15 menit, melainkan karena panitia sudah menyiapkan 30 porsi nasi kebuli siap saji. Asyiiiiikkkk …..!!!.


Paling menarik dalam acara ini saat memotong bawang Bombay, maklum kerena terlalu meresapi perannya sebagai pemotong bawang sampai-sampai beberapa kawan menangis Bombay. Ngaku deh Pamela dan Shinta!.

Aku juga ikut memotong si bawang tapi nggak sampai menangis Bombay. Riri memberi arahan, “Men, bawangnya dibelah dua, abis gitu diiris panjang-panjang …., eh jangan ketipisan ..!!, tebelan dikit!!, Nah, segitu ….”. Setelah selesai si bawang Bombay iris aku kumpulkan.


Kak Njah memperagakan mengiris si bawang, pertama bawang dipotong menjadi 2, diiris memanjang, diputar 90 derajat, diiris lagi menjadi potongan kecil-kecil.

Beda banget dengan arahan Riri. Namun si Riri pinter ngeles “Men, gue tadi ngomongnya baru sampai koma ……, belum sampai titik ….”. Persis banget kayak si bos, Robin Hood

1 komentar:

- P A M - mengatakan...

Hiihihii..iya deh ngaku aku nangisnya sampai bercucuran..dan langsung diseka sama Om Ian dengan lemah lembut..

Maklum biasa kerja di meja dapur sambil berdiri, jadi pas duduk di meja makan kok jarak mata ke bawang deket banget...nangiiss deeh

*yg ini bukan ngeles spt bos Robin Hood lhoo heheehe