Mubes pertama lima tahun
lalu aku nggak ikutan, sudah pasti aku masih ingat penyebabnya, nonton acara
pentas seni sekolah si sulung dan pertandingan basket final antar SMP si bungsu,
mereka bukan jailangkung, datang tak dijemput pulang tak diantar.
Kini di Mubes kedua aku
justru yang diantar dan dijemput mereka. Namun karena anakku ada acara jam 9 suka
nggak suka aku diturunkan di Jasindo kepagian, pukul 8.30, jadilah aku menjadi
orang pertama yang datang selain panitia.
Aku datang sebagai
peninjau sebab angkatanku berencana menghadirkan 5 orang sedangkan hak suara
setiap angkatan hanya 4.
Enaknya jadi peninjau,
peserta harus khusyuk mengikuti acara
Mubes, sementara para peninjau, sibuk meninjau ke sana ke mari, nggak ada
beban.
Ketika aku meninjau area
coffee break, eh ada Kura, Sulis, Rian, Goprin, Jati, Keong dan masih banyak lagi,
sudah kayak bikin Mubes tandingan.
“Men, gue tinggal ambil
white board buat bikin Mubes tandingan di sini”, Sulis memulai candanya.
“Chormen, elo dari zaman
sekolah sukanya bikin tandingan”, Rian nggak mau kalah bacot.
“Eh, Rian, elo inget nggak
waktu pak Amri di upacara bilang kita bikin OSIS tandingan!”, aku mengingatkan
cerita lama yang nggak terlupakan, namun aku nggak berpanjang-panjang menuliskan
cerita OSIS tandingan di sini, karena cerita tersebut sengaja dijual terpisah.
Di Mubes kali ini
dipaparkan pertanggung jawaban Ketua Ikatan Alumni Smandel 2009-2014, Abdul
Aziz, dan dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Ikatan Alumni Smandel 2014-2019.
Semula yang berminat
menjadi calon ketua baru ada 4 orang, namun Rephy ’87 nggak bisa melanjukan
keinginannya menjadi ketua karena terganjal AD/ART yang menyatakan bahwa alumni
Smandel adalah yang bersekolah dari kelas 1 sampai 3 dan memegang ijazah SMAN
8, Jakarta, sementara Rephy kelas 1 di sekolah lain.
Salip menyalip perolehan
suara dari kandidat ketua No. 2, Kris Edwin Chandra ’89 dan No. 3, Roy Matondang,
seru banget, sementara kandidat No. 1, Sri Nugroho ’82 anteng di posisi ketiga
sekalem pembawaannya. Akhirnya yang jadi Ketumbar (ketua umum baru) Roy “Omloy”
Matondang, semoga bisa membawa Ikatan Alumni Smandel berlari.
![]() |
Bersama Omloy 10 detik menjelang terpilihnya |
Aku bisa menggunakan hak pilih, alias hak suara, karena salah seorang peserta angkatanku berhalangan hadir.
Nah, yang membedakan
peserta dan peninjau adalah, peserta memiliki hak suara, sementara peninjau
hanya memiliki hak duduk. Untungnya saat menikmati konsumsi panitia tidak membedakan,
semuanya memiliki hak makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar