“Geng elo mana Men?”, tanya
Pipi ’86 ketika kami bertemu.
“Nggak kelihatan, angkatan
gue bajunya warna-warni sih!”.
“Bukan itu!, maksud gue
geng elo Apadela yang ngetop itu”.
“Elo lihat aja yang pake
baju kuning”.
![]() |
Copyright:R Julianto Soeroso 2013 astaga mau ngetag kok nyarinya susah mas satu ini hehehe — with Chormen Omen, Riry Syarifah, Teppy Maaruf and Andung Nni.
Like · · Stop Notifications · Share
|
Sesuai edaran di milis, angkatanku
memilih baju aneka warna, pelangi ceritanya. Aku tanya lewat WA, Apdelaers
pakai baju warna apa?.
Jawabannya, “Udah tentuin
aja warna apa?, kita sih ikut aja”.
Itu enaknya di Apadela
diminta apa aja pasti mau, disuruh masuk jurang aja mau, baca: ketika nyawa di
ujung akar.
Aku bilang aja, “Aku beli dulu,
kalau aku dapet warna kuning, ya seragamnya warna kuning”.
Akhirnya aku bilang di WA,
“Dress code-nya warna kuning ya!”.
Kania yang mewakili
kawan-kawan, “Men, jadi dapet warna kuningnya?”.
Seneng deh Apadela kompak
terus.
Acara awal Reuni Akbar 55
tahun Smandel terasa agak garing, bukan karena acaranya nggak bagus melainkan
karena pesertanya sibuk ngerumpi sendiri, maklum aja kita kan jarang-jarang
ketemu begini. Korbannya para pemain Stand-Up Comedy, biar ngelawak sampai jungkir
balikpun nggak ada yang ketawa, padahal kalau sedikit memperhatikan lawakannya
lucu banget loh!.
Talk Show menurutku si kurang
cocok untuk acara reuni. Keong Sukeong yang jadi emsi berusaha keras membuat
suasana nggak garing.
Sementara kontingen
angkatan 81 berombongan menuju garis depan, “Eh, pada mau kemana?”.
“Duduk di depan sini”.
“Eh, jangan di sini tapi
di sebelah sana yang agak kosongan, sambil parade lewat depan panggung”,
ajakku.
Waktunya pas banget, pas
garing-garingnya acara Keong Sukeong bernyanyi, kamipun turut bernyanyi di
depan panggung sambil mengibarkan bendera dan bunyi-bunyian mainan anak-anak.
Dari depan panggung aku lihat wajah angkatan lain sedikit agak gondok. Keong
Sukeong berkomentar, “Gile, acara gue dikudeta angkatan 81”.
Acara garing lagi, kali
ini Keong menyanyikan …. Ular naga panjangnya bukan kepalang …, angkatan kami
bermain ular-ularan, dan berpolonaise. Angkatan lain juga ikutan, muter-muter
lantas naik panggung dan turun lagi.
Beton bilang, “Men, kita
naik panggung juga”.
“Nanti Ton, tunggu mereka
turun setelah itu kita naik dan nggak turun lagi”.
Kini giliran kami,
berhenti di panggung dan nggak turun walaupun lagunya sudah habis. Dari atas
panggung terlihat wajah mereka … sedikit bertambah agak gondok.
Aku nggak bilang kalian
pada gondok lo ya!, aku cuma bilang …. sedikit bertambah agak gondok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar