Kamu percaya nggak dengan
judul di atas, Jaim Dijauhi Rezeki, kalau kamu nggak percaya kamu harus membaca
tulisanku ini niscaya kamu akan percaya. Nah, kalau kamu percaya, kamu juga
harus baca sampai selesai, kasihan dong aku sudah capek-capek bikin.
Sehari sebelum acara Reuni
Akbar 55 Tahun Smandel koordinator angkatanku, 1981, berpetuah agar kawan-kawan
jangan jaim di arena Reuni Akbar. Harus dituruti dong, namanya juga omongan pak
ketua.
Rupanya bermanfaat juga
loh, petuah tersebut. Nah, umumnya di setiap acara kan ada yang namanya hadiah
pintu, door prize kata kerennya. Di acara ini juga ada, namun berhubung goodie
bag belum siap terpaksa deh tidak dilakukan undian, sebagai penggantinya
diberikan pertanyaan oleh Krisna & Krisna yang menjadi pembawa acara.
Pertanyaannya aneh-aneh,
tapi nggak apa-apa yang penting dapat hadiah. Pertanyan pertama, “Siapa nama
Kepala Sekolah SMAN 8 yang pertama”.
Nggak ada yang berani maju,
maklum mereka kebanyakan belum lahir, seorang lelaki angkatan 70 ke depan,
beliau menjawab, “Bapak Suyono”.
Sekarang giliran Krisna
yang bingung, betul nggak namanya Suyono, “Panitia, konfirmasi dong, bener
nggak Kepala Sekolah pertama namanya Suyono?”.
Karena nggak ada yang pada
tahu, aku yang kebetulan di sana ditanya Krisna, aku jawab aja, “Iya, bener
namanya Suyono”.
Lelaki tersebut mendapat
sekotak hadiah, padahal bapak Suyono adalah Kepala Sekolah yang kedua, aku
sempat berjumpa dengan beliau 5 tahun lalu bersama 8 Kepala Sekolah yang lain.
Baca: Sembilan Kepala Sekolah Pendahulu.
Aku berharap perbuatan
baik akan dibalas dengan kebaikan pula, aamiin yra.
![]() |
1960an |
Satu lagi pertanyaan
Krisna, “Siapa yang tinggalnya paling jauh dapat hadiah rice cooker”. Aku lihat
Deni si manusia gajah duduk sambil ngantuk-ngantuk gajah, aku seret, dia
kebingungan.
“Den, KTP elu Lampung
kan?, elu bawa KTPnya kan?, kalau elu bawa keluarin sekarang kasih tahu Krisna
elu dapet hadiah”.
Ternyata ada yang lebih
jauh, dari Sibolga, Pacet ’82 tetapi dia nggak maju mungkin karena jaim, padahal
dulu Pacet si Apadela ’82 nggak ada malunya, sekarang dia jadi pemalu mungkin
karena urat malunya baru tumbuh, dan sekarangpun masih dalam masa pertumbuhan.
![]() |
1988 |
Satu lagi kawanku, Beton
namanya, dia mendapatkan radio tape gara-gara bisa menunjukan SIM B1, sementara
yang lain malu-malu, maklum yang punya SIM B kebanyakan kan supir truk.
Berikutnya, “Siapa yang
namanya hanya satu kata? Dapat hadiah kompor”.
Nggak ada yang maju,
sampai Krisna & Krisna mulai menghitung. Aku nggak maju memberikan
kesempatan kepada peserta reuni akbar yang lain, kalau nggak ada yang mau, ya
sudah hadiahnya buat aku aja!.
“Krisna!, nama gue cuma
satu kata”.
“Musti dibuktikan dengan
KTP, oh iya bener! Namanya Chormen”.
Akupun mendapat hadiah
sebuah kompor gas 2 tungku.
![]() | |||||||||
Ini foto Charmen Chormen Omen sebelum dapet hadiah nama tersingkat dari Kang Krisna Purwana... (BAP) |
Kini aku mengerti mengapa
orangtuaku memberikan nama hanya singkat ………, supaya dapat kompor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar