Sesampainya di SDN
Kedaung, Sawangan, kami semuanya pontan-panting di 15 menit pertama karena
acaranya mulai bersamaan, di acara panggung ada pentas seni anak SD, fun games,
penyerahan pohon dan tempat sampah, di arena bazar ada bazar aneka rupa dan
basar sembako murah, di area seminar ada seminar makanan sehat dan bergizi.
Dokter-dokter kagetan nggak
mau ketinggalan, mereka langsung berpraktek di ruang pemeriksaan awal, pelatihannya
hanya 5 menit. Pasiennya murid 4 sekolah dasar beserta guru.
Sementara di Ruang Pemeriksaan Dokter Mata staf RS Aini yang pegang peranan di bawah asuhan Amita. Dia
minta tolong bantuanku mencari 4 orang cowok (harap dibaca bapak-bapak) untuk membantunya.
Eh, yang dimintain tolong
alasannya beragam, “Gue ngurusin keamanan nih nggak bisa kemana-mana, gue
ngurusin perlengkapan, ngabisin rokok dulu, nanti yang motret siapa?, gue harus
jadi emsi, gue cuma sebentar harus nyoblos pilkada Bekasi”. Kalau bahasa anak
muda zaman sekarang mager dan pewe alias males gerak dan posisi wuenak.
Alhasil akulah
satu-satunya cowok yang membantu, untung aku orangnya ringan-tangan, betul kan
ya bahasa Indonesianya orang yang suka membantu itu ringan tangan?. Aku membantu
pasien cilik ke Ruang Pemeriksaan Dokter Mata, selesai diperiksa membantu mereka
mendapatkan kupon makan dan goodie bag.
Setelah berjalanan lancar aku
menjadi dokter gadungan membantu Amita. Tadi pagi di RS Aini Amita
memperkenalkanku kepada stafnya sebagai dokter kebidanan. Menurut Elly dokter
mata dan dokter kebidananan bedanya tipis, kalau memeriksa pasien sama-sama
membuka area supaya mudah terlihat, dokter mata membukanya secara vertikal, kalau
dokter kandungan secara horisontal.
Tanpa terasa acara lain
sudah selesai, kami masih harus memeriksa beberapa guru ketika kawan-kawan
mengingatkan kami untuk makan siang. Makan siang kami tidak berbeda dengan
guru dan pasien cilik, makanan dalam boks dari restoran cepat saji.
Pengecualian hanya diberikan kepada Hendra Gayus, dia mendapatkan Chiki yang
dimintanya sambil merengek-rengek sejak tadi pagi.
![]() |
Jaya Putra Marhaen Pembagian berkat .........Hendra Gunawan Marsilan heran .....ini makanan apa......maklum........
|
Entah apa kaitannya
diabetes dengan kesehatan mata karena aku sering kali mendengar Amita bertanya
kepada pasien dewasa termasuk Liza alias ibu Genggong.
“Ada gula Liz?”, Amita
bertanya kepada Liza.
“Nggak ada”, jawab si ibu
Genggong.
“Beneran Liz nggak punya
gula?”, aku ikut-ikutan bertanya.
“Gue beneran nggak punya
gula!”, jawab Liza dengan dialek yang mirip dengan preman pasar Cijantung anak
asuhnya.
Aku menjelaskan mengapa
aku bertanya demikian.
“Maksud gue kalau elo
punya gula gue mau minta ….., buat bikin kopi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar