Seperti biasa aku males
banget mengangkat telpon rumah, soalnya biasanya untuk istriku, sekalinya ada
telpon dari kawanku, Deasy, eh dia bicaranya sama istriku juga. Pagi ini
istriku mengangkat telpon yang berdering, aku lagi asyik bercocok tanam di
FarmVille2, rupanya telpon itu untukku dari Aria.
“Men, hape elo kenapa? Gue
telpon kok nggak bisa”.
“Gue lupa nyalaiin”,
pantas aja Aria telpon ke rumah bukan ke hapeku.
“Men, buat baksos bulan
Desember, kita, Apadela, nyumbang bis”.
“Wuih, gaya …!”.
Minggu pagi yang cerah ini, 16 Desember 2012,
aku memandu mobilku menuju RS Aini yang dipimpin oleh Amita, tempat pertemuan
untuk naik bis yang Aria maksud ke lokasi Baksos Kacamata Smandel 81 di
bilangan Sawangan. Kenapa kumpulnya di Aini?. Karena sekaligus memboyong
peralatan dan staf rumah sakit mata sebanyak 7 orang.
![]() |
dakika: Lindri, Amita, Nita, Wenny, O, Fida, rory, Diah, Elly, Kasfiana, Lucy, Himawan, Liza, dan Hendra |
Aku senang banget mau naik bis bareng cewek
SMA, ketika aku siap menaiki bis aku bertanya kepada kenek yang bernama
Himawan, “Udah ada yang datang pak?”.
“Udah ada 1 …, ibu-ibu”.
Ternyata cewek SMAnya
sekarang sudah emak-emak, soalnya yang cowok sekarang sudah bapak-bapak. Emak
yang dimaksud si kenek rupanya Ami, berikutnya Nita datang, lalu ...
orang-orang yang tidak bisa aku sebutkan satu-persatu karena aku bukang tukang
absennya.
Di dalam bis ada perayaan
ulang tahun Decemberers, Didut, Andi,
Susyanto, dan aku. Hadiahnya nyanyian doang, padahal kami berharap lebih
dari itu.
Perjalanan pergi-pulang
kami isi dengan briefing dan evaluasi, selebihnya bercanda dan bercanda.
![]() |
dakika: Udeng dengan bedaknya, Kasfiana, dan Lindri |
Udeng, nama akrab Puger
Indrini, kali ini agak lain, dia memakai bedak dan menjadi perhatian Himawan,
kawan kami, bukan Himawan kenek ya!. Ternyata Himawan ada perhatian juga kepada
Udeng. Dia mendekati tempat duduk Udeng sambil berbicara di depan mik, “Udeng
lain banget hari ini, dia sekarang pake bedak. Coba Udeng jelasin kenapa hari
ini pake bedak?”.
Setelah menerima mik,
Udeng menjawab, “Gue pake bedak gara-gara suami gue ngomel melulu sampe-sampe suami
gue bilang, Udeng gue sampe sebel sama elo, elo tuh laki apa perempuan sih?,
nggak pernah pake bedak”.
Ha … ha … ha … seisi bis
tertawa berjamaah.
![]() |
Sekarang Himawan yang
bukan kenek berpura-pura merabah sesuatu di kursi sampingku, kemudian dia
berbicara lagi di depan mik tanpa kabel, “Di samping Chormen ada bedak juga,
ternyata Chormen bawa bedak juga!”.
Ha … ha … ha … seisi bis
tertawa berjamaah lagi.
Kamseuk banget
bercandanya. Aku, lelaki yang gagah berani, anak tentara yang lama tinggal di
Berlan diperlakukan begitu. Keterlaluan!.
Aku berdiri dan meminta
mik yang dipegang Himawan, dia memberikan mik seolah memberikan hak jawab
kepadaku. Sebagai lelaki macho tentu saja merasa dilecehkan diperlakukan
seperti tadi. Aku mulai berbicara.
“Temen-temen, gue cuma mau
ngasih tahu! Bedak yang dipake Udeng tadi, itu bedaknya gue!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar