Cerita ini tidak bermaksud mengandung unsur SARA.
Seolah ada aturan yang tak
tertulis bahwa pada setiap pertemuan kawan-kawan SMAku selalu terkuak cerita
dan aib lama, walaupun aib yang terkuak biasanya aib orang lain.
Kali ini ada cerita yang
menarik dari Intan mengenai ibunya Untung yang sering memakai gelang emas dari
pergelangan tangan nyaris sampai siku, itu emas asli semua loh!. Suatu
saat beliau pernah kehilangan emas seberat 100
gram di pasar, eh si ibu mengangapnya sepele, maklum emasnya kan berjibun.
Pernah Intan meminta emas
beliau, jawabannya enteng aja, “Ambil aja sendiri!”.
Terussss …!
Tunggu dulu dong! Aku certain
dulu kisah ini aku dapat di mana?.
Aku baru tahu kalau
Kristioningsih alias Jnonk yang menetap lama di Belanda ada di Jakarta dan
konyolnya esok hari harus kembali ke negeri penjajah setelah berada di negeri
tercinta ini selama 5 minggu. Jimbo adiknya yang juga kawan seangkatanku,
bilang begini, “Gue pikir elo udah tahu Jnonk di sini!”.
Bagaikan nenek sihir aku
ngomelin mereka berdua, ups, harusnya kakek sihir soalnya kan aku laki-laki!.
Bagusnya Intan, Dewi dan
Brenda Sibelok mau mengatur pertemuan dengan Jnonk di PIM. Kenapa aku namakan
Brenda Sibelok yang bermarga asli Sitorus, soalnya dia bukannya terus ke PIM eh,
malah belok ke rumah.
Di PIM kami menikmati
kuliner di beberapa tempat, berkuliner sambil terus tertawa, untuk itu aku
harus menyetor 12 ribu kepada pengelolah gedung untuk parkir selama 6 jam, so selama 6 jam itu kami terus tertawa,
mendengarkan cerita dari yang kampungan sampai kampungan banget, maklum kami
kan nggak ketemu Jnonk lebih dari 30 tahun.
Sesekali kami mengirimkan
foto kami melalui jejaring sosial, sampai-sampai Qe bilang, “Gue mau nangis ah,
nggak bisa ngikutin acara seru kalian!”, apalagi kami bilang yang mengambil
foto Hendra tetapi bukan si PLBT atau Gayus melainkan waiter yang kami namakan
Hendra.
Yuni yang datang menyusul berkomentar,
“Gue ngeliat fotonya, kok tempatnya pindah-pindah sih”.
Itu masih mending tadinya ingin pindah-pindah dari café ke café untuk foto-foto doang!.
Berhubung selembar lapak
berukuran A4 mau habis, aku kembali ke cerita di awal, tentang emaknya si Untung
yang memakai perhiasan emas sederet.
Sewaktu Intan bilang, “Tante,
minta emasnya dong”.
Si tante tersenyum rada
nyengir sehingga kelihatan giginya, sambil beliau bilang,
“Intan mau emas ya? Ambil
sendiri ya …!. Nih ambil gigi emas tante!”.
Vera Trisnawati Primi baru tau? Baca blognya doong.. Hehee...aku suka lho baca tulisan2 Omen... Seruu..- Yesterday at 04:53 · · 1
Vera Trisnawati Iya Men, tau deh Omen ga bakalan ge er...biarpun ge er juga gapapa, pantes koq.....terusin ya Men... Tetaplah menulis..sampai kapanpun...selamanya..
Vera Trisnawati Wah, sayangnya kita beda angkatan ya Men...padahal bnyak kejadian seru, di smandel, kapa, ft.. Emangnya bisa, nyumbang cerita? Kan aku ga kayak Omen, yg bisa milih2 kata hingga 'enak dibaca dan perlu' hehee... Primi, di Ars ada yg bisa nulis model Omen gini gak Ɣάά..angkt 80-82 laah...80 sih ga ada..
Vera Trisnawati Hahaa...biarpun di halamanku masuk cerita yg sama beberapa kali...gpp koq Men..*IAsmandel & 40thKAPA
Vera Trisnawati Bocoran dong Men, utk buku 40th KF nulis ttg apa? Pdhal aku ada pengalaman MP ke P.Peucang th '87, tp ga bisa nulis ceritanya dan ga punya data pendukung... Mgk di sekre ada arsipnya? Atau foto2nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar